Jumat, 14 Juni 2013

Laporan Praktikum_Relay, SCR/TRIAC


RELAY, SCR/TRIAC

I. TUJUAN
  1. Untuk mengetahui prinsip kerja Relay
  2. Untuk mengetahui jenis – jenis kontak pada Relay
  3. Untuk mengetahui aplikasi dari Relay

II. TEORI
Relay adalah suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan sejumlah kontaktor (saklar) yang tersusun. Kontaktor akan tertutup (On) atau terbuka (Off) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika dialiri arus listrik. Berbeda dengan saklar dimana pergerakan kontaktor (On/Off) dilakukan manual tanpa perlu arus listrik.
Relay adalah sebuah saklar yang dioperasikan secara elektrik. Banyak relay menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan mekanisme switching mekanis, tetapi prinsip-prinsip operasi lain juga digunakan. Relay digunakan di mana perlu untuk mengendalikan rangkaian dengan sinyal daya rendah (dengan isolasi listrik lengkap antara kontrol dan sirkuit terkontrol), atau di mana beberapa sirkuit harus dikontrol oleh satu sinyal. Relay pertama digunakan dalam sirkuit jarak jauh telegraf, mengulang sinyal yang datang dari satu sirkuit dan re-transmisi ke yang lain
. Jenis relay yang dapat menangani kekuatan tinggi yang diperlukan untuk mengendalikan secara langsung motor listrik atau beban lainnya disebut kontaktor. Solid-state relay kontrol sirkuit kekuasaan tanpa bagian yang bergerak, alih-alih menggunakan perangkat semikonduktor untuk melakukan switching. Relay dengan karakteristik operasi dikalibrasi dan koil operasi kadang-kadang beberapa digunakan untuk melindungi sirkuit listrik dari kelebihan beban atau kesalahan; modern sistem tenaga listrik fungsi-fungsi ini dilakukan oleh instrumen digital yang disebut "relay pelindung".
Ada beberapa jenis relay berdasarkan cara kerjanya yaitu:
  1. Normaly On : Kondisi awal kontaktor terturup (On) dan akan terbuka (Off) jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Close (NC).
  2. Normaly Off : Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Open (NO).
  3. Change-Over (CO) atau Double-Throw (DT) : Relay jenis ini memiliki dua pasang terminal dengan dua kondisi yaitu Normaly Open (NO) dan Normaly Close (NC).
  4. SPST (Single Pole Single Throw) : Relay ini memiliki empat terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan dua terminal saklar (A dan B) yang dapat terhubung dan terputus.
  5. SPDT (Single Pole Double Pole) : Relay ini memiliki lima terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan tiga terminal saklar (A,B, dan C) yang dapat terhubung dan terputus dengan satu terminal pusat. Jika suatu saat terminal A terputus dengan terminal pusat (C) maka terminal lain (B) terhubung dengan terminal C, demikian juga sebaliknya.
  6. DPST (Double Pole Single Throw) : Relay ini mempunyai enam terminal. Dua terminal kumparan (coil), dan empat terminal merupakan dua pasang saklar yang dapat terhubung dan terputus (A1 dan B1 - A2 dan B2).
  7. Simbol RelayDPDT (Double pole Double Throw) : Relay ini mempunyai delapan terminal. Dua terminal kumparan (coil), enam terminal merupakan dua set saklar yang dapat terputus dan terhubung (A1,B1,C1 dan A2, B2, C2)


Simbol Relay
 





Gambar 2.1 Simbol-simbol Relay
Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) merupakan empat lapis ( PNPN ) yang menggunakan tiga kaki untuk operasinya, yaitu:
1. Anoda
2. Katoda
3. Gerbang
Tidak seperti pada transistor, operasi ( SCR ) tidak dapat memperkuat sinyal. Silicon Controlled Recitifier tepat digunakan sebagai saklar solid state dan dikategorikan menurut jumlah arus yang dapat beroperasi. Silicon Controlled Rectifier arus rendah dapat bekerja dengan arus anoda kurang dari 1 A. Silicon Controlled Rectifier arus tinggi dapat menangani arus beban ribuan ampere. Sebagian besar Silicon Controlled Rectifier mempunyai perlengkapan untuk penyerapan berbagai jenis panas untuk mendisipasi panas internal.
            Simbol skematis untuk Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) mirip dengan simbol penyearah dioda. Pada kenyataannya, Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) mirip dengan dioda karena Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) menghantarkan hanya pada satu arah. Dengan perkataan lain Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) harus diberi bias maju dari anoda ke katoda untuk konduksi arus. Tidak seperti pada dioda, ujung gerbang yang digunakan hanya untuk menyalakan alat. Operasi SCR ( Silicon Controlled Rectifier ) sama dengan operasi dioda standar kecuali bahwa SCR memerlukan tegangan positif pada gerbang untuk menghidupkan saklar.
            Rangkaian Crowbar dari gambar 2.1 dirancang untuk sengaja terhubung singkat dan memutuskan sekring input jika tegangan suplai melampaui tegangan maksimum yang ada.
Rangkaian tersebut digunakan pada alat khusus yang dapat rusak jika tegangan input menjadi terlalu tinggi. Rangkaian SCR ( Silicon Controlled Rectifier ) umumnya membuka pada tegangan input yang benar dan tidak berpengaruh terhadap operasi. Jika tegangan input naik di atas 9 V, dioda zener akan dihantarkan. Hal ini menghasilkan penurunan tegangan pada R yang cukup untuk membuat gerbang SCR ( Silicon Controlled Rectifier ) menjadi konduksi. Sekring akan putus, membuka lin suplai dan dengan cara demikian rangkaian yang berikutnya akan terlindungi.
Gambar 2.2 Rangkaian Crowbar SCR
            Masalah SCR ( Silicon Controlled Rectifier ) turnoff  tidak terjadi pada rangkaian AC. SCR (Silicon Controlled Rectifier ) secara otomatis akan tertutup ( OFF ) selama siklus ketika tegangan AC pada SCR mencapai nol. Karena dicapai tegangan nol, arus anoda turun dibawah harga arus bertahan. Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) akan tetap OFF selama seluruh siklus AC negatif sebab SCR diberi bias terbalik.
            Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) dapat digunakan untuk penghubungan arus pada beban yang dihubungkan pada sumber AC. Karena SCR adalah penyearah, maka hanya dapat menghantarkan setengah dari gelombang input AC. Oleh karena itu, output maksimum yang diberikan adalah 50 %, bentuknya adalah bentuk gelombang DC yang berdenyut setengah gelombang. Ketika SCR dihubungkan pada sumber tegangan AC, Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) dapat juga digunakan untuk mengubah atau mengatur jumlah daya yang diberikan pada beban. Pada dasarnya SCR melakukan fungsi yang sama seperti rheostat, tetapi SCR jauh lebih efisien.
            TRIAC merupakan alat yang dalam operasinya sangat mirip dengan SCR. Apabila SCR dihubungkan ke dalam rangkaian AC, tegangan output disearahkan menjadi arus searah. Meskipun demikian, TRIAC dirancang untuk menghantarkan pada keduatengahan dari bentuk  gelombang output. Oleh karena itu, output dari TRIAC adalah arus bolak – balik, bukan arus searah. TRIAC dibuat untuk menyediakan cara agar kontrol daya AC ditingkatkan. TRIAC beroperasi sebagai dua SCR dalam satu bungkus. Dengan demikian, TRIAC mampu menghantarkan dengan salah satu polaritas tegangan terminal.
            Satu aplikasi umum dari TRIAC adalah penghubungan arus AC pada motor AC. Rangkaian penghubungan motor TRIAC yang diperlihatkan pada gambar 2.3 menggambarkan kemampuan TRIAC untuk mengontrol jumlah arus beban yang besar dengan jumlah arus gerbang yang kecil. Aplikasi ini akan bekerja seperti relay solid state. Transformator penurun tegangan 24 V digunakan untuk mengurangi tegangan pada rangkaian termostart. Tahanan membatasi jumlah aliran arus pada rangkaian gerbang MT1 ketika termostart terhubung kontaknya untuk menswitch TRIAC dan motor ON. Ukuran kerja arus maksimum dari kontak termostart jauh lebih rendah dibandingkan dengan arus kerja TRIAC dan motor. Jika termostart yang sama dihubungkan secara seri dengan motor untuk mengoperasikan motor secara langsung, kontak akan dihancurkan dengan aliran arus yang lebih besar.
Gambar 2.3 Rangkaian penghubungan motor TRIAC
            TRIAC dapat digunakan untuk mengubah arus AC rata – rata menjadi beban AC. Rangkaian trigger mengontrol titik dari bentuk gelombang AC dimana TRIAC yang dihubungkan ON. Bentuk gelombang yang terjadi adalah masih arus bolak balik, tetapi arus rata – rata diubah. Pada rangkaian penerangan, perubahan arus menjadi lampu pijar akan merubah jumlah cahaya yang akan dipancarkan oleh lampu. Jadi, TRIAC dapat digunakan sebagai pengontrol keredupan cahaya. Pada rangkaian motor yang sama, perubahan arus itu akan mengubah kecepatan motor. DIAC adalah alat seperti transistor dua terminal yang digunakan untuk mengontrol trigger SCR dan TRIAC.
            Tidak seperti transistor, dua sambungan DIAC diberi bahan campuran yang sama kuat dan sama. Simbol DIAC memperlihatkan bahwa DIAC bertindak seperti dua dioda yang menunjuk pada arah yang berbeda. Arus mengalir melalui DIAC ( pada salah satu arah ) ketika tegangan arahnya mencapai tegangan breakover yang diratakan. Pulsa arus yang dihasilkan ketika DIAc berubah dari status non-induksi ke status konduksi digunakan untuk pentriggeran gerbang SCR dan TRIAC. TRIAC dapat juga ditrigger dengan salah satu polaritas sinyal gerbang.                          
( Frank Petruzella, 1996 )
            Jika pencampur jenis akseptor dimasukkan ke dalam setengah dari semikonduktor Kristal tunggal dan pencampur jenis donor dimasukkan ke setengan bagian yang lain, maka terbentuklah hubungan p-n. hal ini merupakan alat dua terminal dan dinamakan diode hubungan (junction diode).
            Hubungan p-n dapat dibedakan menjadi dua bentuk, yaitu :
(i)     hubungan berangsur tangga, rapat pencampur akseptor atau donordalam semikonduktor tetep sampai  mencapai lubangan. Jenis hubungan ini terbentuk dengan menempatkan bola kecil dari pecampur trivalent, misalnya indium pada suatu wafergermanium jenis n dan memanaskan gabungan tersebut sampai temperature tinggi dalam waktu yang singkat. Dalam proses tersebut indium meresap ke dalam germanium dan mengubah penghantaran germanium dari jenis n ke jenis p di seluruh bagian semikonduktor dan membentuk hubungan p-n.
(ii)               hubungan berangsur linier, rapat pengangsur berubah secara linier menurut jarak menjauh dari hubungan. Jenis hubungan ini terbentuk dengan menarik Kristal tunggal dari lelehan germanium yang pada saat dimulainya proses ini sudah berisi pencampur dari satu jenis. Selama proses penarikan pencampur jenis lain ditambahkan dalam jumlah yang cukup untuk mengubah jenis penghantaran lelehan.
(D. chattopadhyay dkk, 1989)
Gambar 2.4 menunjukkan salah satu dari beberapa komponen NPNP atau semikonduktor berlapis banyak. Komponen yang satu ini dinamakan penyearah terkontrol silikon atau silicon controlled rectifier (SCR). Karena terdapat tiga pertemuan ( junction ), tanpa memandang adanya potensial yang sesuai yang dihubungkan padanya, maka paling sedikit akan terdapat sebuah pertemuan yang akan mendapatkan prategangan balik yang membatasi aliran arus sampai pada nilai yang dapat diabaikan. Lintasan arus  dasarnya adalah dari Vaa ke katoda ( K ) melalui komponen, ke anoda ( A ) melalui beban, dan kemudian kembali ke sumber. Katoda melepaskan electron, sedangkan anoda mengumpulkan elektron.
Gambar 2.4 SCR dalam sebuah rangkaian DC
            Dengan anggapan Vaa bernilai di bawah tegangan jebol ( breakover ) maju. Jika saklar elektroda gerbang yang terbuka normal ( normally open ) di tutup, maka segmen jenis P yang pertama yang bekerja sebagai basis suatu BJT NPN, akan mendapatkan prategangan maju melalui Rg dan Rl, sehingga arus mengalir melalui pertemuan J2. Karena J3 telah mendapatkan prategangan maju, maka arus akan mengalir melalui SCR, dari katoda ke anoda dan melalui beban. Saklar gerbang ( G ), sekarang dapat dibuka, tetapi arus akan mengalir karena J2 kehilangan control terhadap pembawa arusnya. Meskipun gerbangnya diberi prategangan balik, namun arus katoda-anoda tersebut tetap tidak akan berhenti. Untuk menghentikan aliran arus perlu mengurangi besarnya Vaa sampai hamper mencapai nilai nol atau membuka normally close. Tidak akan ada arus yang mengalir jika potensial sumber dibalik, meskipun normally open tertutup. Karenanya, dengan suatu sumber AC, SCR akan menyearahkan AC menjadi pulsa – pulsa AC.
            Salah satu ukuran yang diberikan SCR adalah tegangan maju puncak Peak Forward Voltage ( PFV ) aman maksimum. Tegangan ini lebih besar sedikit daripada ukuran tegangan tembus ( Forward Breakover Voltage ) maju, dan bila dilampaui biasanya akan merusakkan SCR. Bila tegangan arah terbalik malampaui tegangan tembus balik ( Reverse Breakdown Voltage ), SCR akan mengalami panas tak terkendali dan menjadi rusak. Apabila dua SCR serupa dan dengan rangkaian pemicu yang Apabila dua SCR serupa dan dengan rangkaian pemicu yang serupa dihubungkan berlawanan saling membelakangi, maka rangkaian tersebut akan menghantar dalam kedua arah dan kedua setengah siklus akan memberi daya ke rangkaian beban.
            Rangkaian semikonduktor berlapis banyak lainnya bernama saklar terkontrol silicon ( Silicon Controlled Switch ) yang tidak hanya mempunyai elektroda utama dan gerbang seperti pada SCR tetapi juga sebuah gerbang pemadaman yang bila diberi prategangan yang cukup akan dapat mematikan hantaran antara elektroda utama pada setiap saat. Sebuah SCR hanya dapat mematrkan dengan mengurangi tegangan AC sampai pada level yang sangat rendah.
            Piranti semikonduktor tembus ( breakdown ) yang lain atau komponen thyristor adalah TRIAC. Piranti ini merupakan SCR dua arah. Sepanjang TRIAC, lapisan – lapisan dari terminal 1 ( T1 ) ke terminal 2 ( T2 ) adalah PNPN. Bila gaya gerak listrik ( ggl ) sumber berusaha untuk menghasilkan aliran arus ke bawah melalui Rl, maka usaha tersebut akan dilawan atau ditolak oleh pertemuan (junction) J1 yang mendapatkan prategangan balik ( reverse bias ).
                               
Gambar  2.5 (a) TRIAC dan rangkaian pengontrol fase gelombang penuh.  (b)Simbol TRIAC
            Bila ggl-nya dibalik, junction J2 akan menahan aliran arus. Pada saat terminal T2 mulai menjadi positif, kapasitor C mulai mengisi melalui R dan RL. Tegangan pada C menghasilkan prategangan maju untuk pertemuan NP di dekat terminal T1. Gerbangnya bekerja sebagai basis jenis P pada transistor NPN. Gerbang positif menginjeksi pembawa m,elalui junction J2 dan arus dapat mengalir melalui bagian atas TRIAC dari terminal T1 ke terminal T2. Begitu menghantar, dapat dikatakan bahwatidak ada jatuh tegangan pada TRIAC dan terjadi pengosongan C. Semakin besar resistansi R, atau semakin besar kapasitansi C, akan semakin lama tertundanya pembangkitan tegangan pada C untuk menyalakan TRIAC yang mengatur aliran arus rata – rata.
            Pada saat sumber AC berbalik, C mulai terisi dengan polaritas negatif kea rah gerbang. Bila pertemuan NP gerbang diberi prategangan negatif, maka pembawa muatan akan diinjeksi ke dalam pertemuan yang berdekatan, sehingga arus mengalir melalui bagian bawah TRIAC. TRIAC bekerja sebagai dua SCR yang saling membelakangi, pada arah berlawanan, kedua arah di bawah pengaturan sebuah gerbang. Hal ini dapat dinamakan rangkaian pengaturan gelombang penuh, karena bekerja pada kedua setengah siklus AC. Simbol TRIAC diperlihatkan pada gambar 2.5b. komponen tiristor lain yaitu diak, merupakan semikonduktor tiga lapis.    
            SCR yang diaktifkan cahaya (light activated SCR= LASCR), menyerupai transistor npn yang diaktifkan cahaya. Piranti ini dibuat dengan sebuah lensa gelas pada sebuah sisi dari kotak logam yang mengelilingi lapisan semikondoktor. Bila cahaya mengenai pertemuan, piranti tersebut akan terus hidup dan arus katoda anoda dapat mengalir dari n ke n.
( Robert L. Shrader, 1991 )
III. PERALATAN DAN KOMPONEN
3.1  Peralatan
  1. Relay 220 V ( 1 buah )
Fungsi : Sebagai saklar tegangan tinggi
  1. Push Button ( 1 buah )
Fungsi : Sebagai saklar manual yang terdiri dari Normaly Open (NO) dan Normaly Close (NC)
  1. Lampu ( 2 buah )
Fungsi : Sebagai indikator adanya arus yang mengalir
  1. Wayar
Fungsi : Sebagai kabel penghubung antara terminal dengan sumber PLN, terminal dengan MCB, terminal dengan relay, relay dengan push botton, dan relay dengan lampu.
  1. Rel ( 1 buah )
Fungsi : Sebagai dudukan relay dan switch ( MCB )
  1. Terminal ( 1 buah )
Fungsi : Sebagai penghubung praktis antara sumber tegangan PLN (tegangan AC) dengan MCB dan relay.
  1. Switch ( MCB )
Fungsi : Sebagai saklar manual dan pengaman apabila terjadi short arus
3.2  Komponen













IV. PROSEDUR PERCOBAAN
  1. Disediakan rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :
1.      Dihubungkan rangkaian ke sumber arus AC ( PLN )
2.      Diatur Push Button Normally Open ( NO ) dan posisi Switch ( MCB ) pada keadaan 0 ( mati )
3.      Diaktifkan/dinonaktifkan MCB dan Push Button
4.      Diamati keadaan relay dan keadaan lampu 1 dan lampu 2 dan dicatat hasilnya pada kertas data
5.      Diulangi prosedur di atas pada keadaan normally close
6.      Diatur Push Button Normally Close dan posisi Switch ( MCB ) pada keadaan 0 ( mati )
7.      Diaktifkan/dinonaktifkan MCB dan Push Button
8.      Diamati keadaan relay dan keadaan lampu 1 dan lampu 2 dicatat hasilnya pada kertas data









V. GAMBAR PERCOBAAN
A. Normally Close (NC)



B. Normally Open (NO)

           











VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
      1. Prinsip kerja dari relay adalah sebagai berikut:
           
Apabila ada arus yang mengalir pada coil, maka terjadi medan elektromagnetik dan relay akan aktif. Dan akan mengakibatkan pada dua keadaan, yaitu:
-       Normaly Close (NC) : Kondisi awal kontaktor terturup (On) dan akan terbuka (Off) jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay.
-       Normaly Open (NO) : Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Jelaskan keadaan Normally Open ( NO ) dan Normally Close ( NC ).
            2. Jenis – jenis kontak pada relay
1.    Description: Simbol RelaySPST (Single Pole Single Throw)




Relay ini memiliki empat terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan dua terminal saklar (A dan B) yang dapat terhubung dan terputus.
2.    Description: Simbol RelaySPDT (Single Pole Double Pole)




Relay ini memiliki lima terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan tiga terminal saklar (A,B, dan C) yang dapat terhubung dan terputus dengan satu terminal pusat. Jika suatu saat terminal A terputus dengan terminal pusat (C) maka terminal lain (B) terhubung dengan terminal C, demikian juga sebaliknya.
3.    DPST (Double Pole Single Throw)


Description: Simbol Relay
 





Relay ini mempunyai enam terminal. Dua terminal kumparan (coil), dan empat terminal merupakan dua pasang saklar yang dapat terhubung dan terputus (A1 dan B1 - A2 dan B2).
4.    DPDT (Double pole Double Throw)


Description: Simbol Relay
 





Relay ini mempunyai delapan terminal. Dua terminal kumparan (coil), enam terminal merupakan dua set saklar yang dapat terputus dan terhubung (A1,B1,C1 dan A2, B2, C2)
                 3. Aplikasi dari Relay
-   Saklar elektronik
-   Lampu industri ( ketika arus PLN terputus, relay akan bekerja dan menghidupkan lampu kembali )
-   Kipas otomatis


8.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan memahami penggunaan relay sebelum percobaan.
2. Sebaiknya praktikan mengetahui prinsip kerja relay
3. Sebaiknya praktikan teliti dalam mengambil data percobaan agar hasilnya akurat.










IX. DAFTAR PUSTAKA

Chattopadhyay, D, dkk. 1989. Dasar Elektronika. Jakarta : Universitas Indonesia.
          Halaman : 116-117
Petruzella, Frank. 1996. Elektronika Industri. Yogyakarta : ANDI.
           Halaman : 372-377.
L.S, Robert. 1989. Komunikasi Elektronika. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
           Halaman : 179-182.





















                                                                                                                         Medan, 04 April 2013
           Asisten;                                                                                                            Praktikan;


(OKTO HASIHOLAN)                                                                              (NURHASANAH)



TUGAS PERSIAPAN

NAMA            : NURHASANAH
NIM                : 100801051
KELOMPOK: V
JUDUL           : RELAY, SCR/TRIAC

1.      Jelaskan prinsip kerja Relay, SCR/Triac !
Jawab :
·         Prinsip kerja Relay
Relay merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian saklar dan penggerak saklar. Jenis relay terbagi dalam berbagai macam, tergantung dari sumber energi yang digunakannya. Jenis relay terdiri dari, relay elektromagnetik, relay magnet dan relay panas (bimetal). Pada umumnya yang sering digunakan adalah relay elektromagnetik, yaitu relay elektromagnetik dalam kondisi aktif, maka saklar menjadi jenis NC (Normally Close). Sedangkan jika solenoid tidak aktif, maka saklar menjadi jenis NO (Normally Open). Definisi NO adalah sebagai berikut:
1. Dalam keadaan normal atau tidak aktif, posisi saklar akan terbuka atau Off.
2. Dalam keadaan tidak normal atau aktif posisi saklar akan tertutup atau On.
Sedangkan definisi NC adalah sebagai berikut:
1. Dalam kondisi normal atau tidak aktif posisi saklar akan tertutup atau On.
2. Dalam kondisi tidak normal atau aktif posisi saklar akan terbuka atau Off.
·         Silicon Control Rectifier (SCR), boleh dikatakan SCR adalah thyristor yang uni-directional, karena ketika ON hanya bisa melewatkan arus satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Prinsip kerjanya mirip dengan dioda namun dilengkapi gate untuk mengatur besarnya fasa yang dilalukan. SCR adalah komponen semikonduktor yang terbentuk dengan struktur empat lapis PNPN (Positif-Negatif-Positif-Negatif) dengan tiga lapisan sambungan PN. SCR memiliki tiga terminal yaitu anoda, katoda dan gate. Sambungan PN (PN junction) berturut-turut dari anoda diberi simbol J1, J2 dan J3. Sedangkan struktur TRIAC sebenarnya adalah sama dengan dua buah SCR yang arahnya bolak-balik dan kedua gate-nya disatukan. TRIAC biasa juga disebut thyristor bi-directional. TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel bolak-balik, sehingga dapat melewatkan arus dua arah.
SCR/Triac biasanya digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan tinggi, karena SCR/Triac dapat dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 V tergantung dari spesifikasi dan tipe SCR/Triac itu sendiri. Proses penyearahan pada SCR/Triac, apabila sumber tegangan yang masuk pada SCR/Triac adalah sumber AC, maka proses penyearahan akan berhenti ketika siklus negatif terjadi.
2.      Sebutkan beberapa contoh aplikasi Relay, SCR/Triac di bidang industry !
Jawab :
Contoh aplikasi Relay, SCR/Triac di bidang industri :
-          Saklar elektronik
-          Lampu industri ( ketika arus PLN terputus, relay akan bekerja dan menghidupkan lampu kembali )
-          Lampu Taman Otomatis



Tidak ada komentar:

Posting Komentar