RELAY,
SCR/TRIAC
I.
TUJUAN
- Untuk mengetahui prinsip kerja Relay
- Untuk mengetahui jenis – jenis kontak pada Relay
- Untuk mengetahui aplikasi dari Relay
II.
TEORI
Relay adalah
suatu peranti yang bekerja berdasarkan elektromagnetik untuk menggerakan
sejumlah kontaktor (saklar) yang tersusun. Kontaktor akan tertutup (On) atau
terbuka (Off) karena efek induksi magnet yang dihasilkan kumparan (induktor) ketika
dialiri arus listrik. Berbeda
dengan saklar dimana pergerakan kontaktor (On/Off) dilakukan manual tanpa perlu
arus listrik.
Relay adalah sebuah saklar yang dioperasikan secara elektrik. Banyak relay menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan mekanisme switching mekanis, tetapi prinsip-prinsip operasi lain juga digunakan. Relay digunakan di mana perlu untuk mengendalikan rangkaian dengan sinyal daya rendah (dengan isolasi listrik lengkap antara kontrol dan sirkuit terkontrol), atau di mana beberapa sirkuit harus dikontrol oleh satu sinyal. Relay pertama digunakan dalam sirkuit jarak jauh telegraf, mengulang sinyal yang datang dari satu sirkuit dan re-transmisi ke yang lain. Jenis relay yang dapat menangani kekuatan tinggi yang diperlukan untuk mengendalikan secara langsung motor listrik atau beban lainnya disebut kontaktor. Solid-state relay kontrol sirkuit kekuasaan tanpa bagian yang bergerak, alih-alih menggunakan perangkat semikonduktor untuk melakukan switching. Relay dengan karakteristik operasi dikalibrasi dan koil operasi kadang-kadang beberapa digunakan untuk melindungi sirkuit listrik dari kelebihan beban atau kesalahan; modern sistem tenaga listrik fungsi-fungsi ini dilakukan oleh instrumen digital yang disebut "relay pelindung".
Relay adalah sebuah saklar yang dioperasikan secara elektrik. Banyak relay menggunakan elektromagnet untuk mengoperasikan mekanisme switching mekanis, tetapi prinsip-prinsip operasi lain juga digunakan. Relay digunakan di mana perlu untuk mengendalikan rangkaian dengan sinyal daya rendah (dengan isolasi listrik lengkap antara kontrol dan sirkuit terkontrol), atau di mana beberapa sirkuit harus dikontrol oleh satu sinyal. Relay pertama digunakan dalam sirkuit jarak jauh telegraf, mengulang sinyal yang datang dari satu sirkuit dan re-transmisi ke yang lain. Jenis relay yang dapat menangani kekuatan tinggi yang diperlukan untuk mengendalikan secara langsung motor listrik atau beban lainnya disebut kontaktor. Solid-state relay kontrol sirkuit kekuasaan tanpa bagian yang bergerak, alih-alih menggunakan perangkat semikonduktor untuk melakukan switching. Relay dengan karakteristik operasi dikalibrasi dan koil operasi kadang-kadang beberapa digunakan untuk melindungi sirkuit listrik dari kelebihan beban atau kesalahan; modern sistem tenaga listrik fungsi-fungsi ini dilakukan oleh instrumen digital yang disebut "relay pelindung".
Ada beberapa jenis relay berdasarkan cara kerjanya yaitu:
- Normaly On : Kondisi awal kontaktor terturup (On) dan akan terbuka (Off) jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Close (NC).
- Normaly Off : Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan tertutup jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada kumparan (coil) relay. Istilah lain kondisi ini adalah Normaly Open (NO).
- Change-Over (CO) atau Double-Throw (DT) : Relay jenis ini memiliki dua pasang terminal dengan dua kondisi yaitu Normaly Open (NO) dan Normaly Close (NC).
- SPST (Single Pole Single Throw) : Relay ini memiliki empat terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan dua terminal saklar (A dan B) yang dapat terhubung dan terputus.
- SPDT (Single Pole Double Pole) : Relay ini memiliki lima terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan tiga terminal saklar (A,B, dan C) yang dapat terhubung dan terputus dengan satu terminal pusat. Jika suatu saat terminal A terputus dengan terminal pusat (C) maka terminal lain (B) terhubung dengan terminal C, demikian juga sebaliknya.
- DPST (Double Pole Single Throw) : Relay ini mempunyai enam terminal. Dua terminal kumparan (coil), dan empat terminal merupakan dua pasang saklar yang dapat terhubung dan terputus (A1 dan B1 - A2 dan B2).
DPDT (Double pole Double Throw) : Relay ini mempunyai delapan terminal. Dua terminal kumparan (coil), enam terminal merupakan dua set saklar yang dapat terputus dan terhubung (A1,B1,C1 dan A2, B2, C2)
![]() |
Gambar 2.1 Simbol-simbol Relay
Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) merupakan empat
lapis ( PNPN ) yang menggunakan tiga kaki untuk operasinya, yaitu:
1.
Anoda
2.
Katoda
3.
Gerbang
Tidak
seperti pada transistor, operasi ( SCR ) tidak dapat memperkuat sinyal. Silicon
Controlled Recitifier tepat digunakan sebagai saklar solid state dan
dikategorikan menurut jumlah arus yang dapat beroperasi. Silicon Controlled Rectifier
arus rendah dapat bekerja dengan arus anoda kurang dari 1 A. Silicon Controlled
Rectifier arus tinggi dapat menangani arus beban ribuan ampere. Sebagian besar
Silicon Controlled Rectifier mempunyai perlengkapan untuk penyerapan berbagai
jenis panas untuk mendisipasi panas internal.
Simbol skematis untuk Silicon
Controlled Rectifier ( SCR ) mirip dengan simbol penyearah dioda. Pada
kenyataannya, Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) mirip dengan dioda karena
Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) menghantarkan hanya pada satu arah. Dengan
perkataan lain Silicon Controlled Rectifier ( SCR ) harus diberi bias maju dari
anoda ke katoda untuk konduksi arus. Tidak seperti pada dioda, ujung gerbang
yang digunakan hanya untuk menyalakan alat. Operasi SCR ( Silicon Controlled
Rectifier ) sama dengan operasi dioda standar kecuali bahwa SCR memerlukan
tegangan positif pada gerbang untuk menghidupkan saklar.
Rangkaian Crowbar dari gambar 2.1
dirancang untuk sengaja terhubung singkat dan memutuskan sekring input jika
tegangan suplai melampaui tegangan maksimum yang ada.
Rangkaian
tersebut digunakan pada alat khusus yang dapat rusak jika tegangan input
menjadi terlalu tinggi. Rangkaian SCR ( Silicon Controlled Rectifier ) umumnya
membuka pada tegangan input yang benar dan tidak berpengaruh terhadap operasi.
Jika tegangan input naik di atas 9 V, dioda zener akan dihantarkan. Hal ini
menghasilkan penurunan tegangan pada R yang cukup untuk membuat gerbang SCR (
Silicon Controlled Rectifier ) menjadi konduksi. Sekring akan putus, membuka
lin suplai dan dengan cara demikian rangkaian yang berikutnya akan terlindungi.

Gambar 2.2
Rangkaian Crowbar SCR
Masalah SCR ( Silicon Controlled
Rectifier ) turnoff tidak terjadi pada
rangkaian AC. SCR (Silicon Controlled Rectifier ) secara otomatis akan tertutup
( OFF ) selama siklus ketika tegangan AC pada SCR mencapai nol. Karena dicapai
tegangan nol, arus anoda turun dibawah harga arus bertahan. Silicon Controlled
Rectifier ( SCR ) akan tetap OFF selama seluruh siklus AC negatif sebab SCR
diberi bias terbalik.
Silicon Controlled Rectifier ( SCR )
dapat digunakan untuk penghubungan arus pada beban yang dihubungkan pada sumber
AC. Karena SCR adalah penyearah, maka hanya dapat menghantarkan setengah dari
gelombang input AC. Oleh karena itu, output maksimum yang diberikan adalah 50
%, bentuknya adalah bentuk gelombang DC yang berdenyut setengah gelombang.
Ketika SCR dihubungkan pada sumber tegangan AC, Silicon Controlled Rectifier (
SCR ) dapat juga digunakan untuk mengubah atau mengatur jumlah daya yang
diberikan pada beban. Pada dasarnya SCR melakukan fungsi yang sama seperti
rheostat, tetapi SCR jauh lebih efisien.
TRIAC merupakan alat yang dalam
operasinya sangat mirip dengan SCR. Apabila SCR dihubungkan ke dalam rangkaian
AC, tegangan output disearahkan menjadi arus searah. Meskipun demikian, TRIAC
dirancang untuk menghantarkan pada keduatengahan dari bentuk gelombang output. Oleh karena itu, output
dari TRIAC adalah arus bolak – balik, bukan arus searah. TRIAC dibuat untuk
menyediakan cara agar kontrol daya AC ditingkatkan. TRIAC beroperasi sebagai
dua SCR dalam satu bungkus. Dengan demikian, TRIAC mampu menghantarkan dengan
salah satu polaritas tegangan terminal.
Satu aplikasi umum dari TRIAC adalah
penghubungan arus AC pada motor AC. Rangkaian penghubungan motor TRIAC yang
diperlihatkan pada gambar 2.3
menggambarkan kemampuan TRIAC untuk mengontrol jumlah arus beban yang besar
dengan jumlah arus gerbang yang kecil. Aplikasi ini akan bekerja seperti relay
solid state. Transformator penurun tegangan 24 V digunakan untuk mengurangi
tegangan pada rangkaian termostart. Tahanan membatasi jumlah aliran arus pada
rangkaian gerbang MT1 ketika termostart terhubung kontaknya untuk menswitch
TRIAC dan motor ON. Ukuran kerja arus maksimum dari kontak termostart jauh
lebih rendah dibandingkan dengan arus kerja TRIAC dan motor. Jika termostart
yang sama dihubungkan secara seri dengan motor untuk mengoperasikan motor
secara langsung, kontak akan dihancurkan dengan aliran arus yang lebih besar.

Gambar 2.3
Rangkaian penghubungan motor TRIAC
TRIAC dapat digunakan untuk mengubah
arus AC rata – rata menjadi beban AC. Rangkaian trigger mengontrol titik dari
bentuk gelombang AC dimana TRIAC yang dihubungkan ON. Bentuk gelombang yang
terjadi adalah masih arus bolak balik, tetapi arus rata – rata diubah. Pada
rangkaian penerangan, perubahan arus menjadi lampu pijar akan merubah jumlah
cahaya yang akan dipancarkan oleh lampu. Jadi, TRIAC dapat digunakan sebagai
pengontrol keredupan cahaya. Pada rangkaian motor yang sama, perubahan arus itu
akan mengubah kecepatan motor. DIAC adalah alat seperti transistor dua terminal
yang digunakan untuk mengontrol trigger SCR dan TRIAC.
Tidak seperti transistor, dua
sambungan DIAC diberi bahan campuran yang sama kuat dan sama. Simbol DIAC
memperlihatkan bahwa DIAC bertindak seperti dua dioda yang menunjuk pada arah
yang berbeda. Arus mengalir melalui DIAC ( pada salah satu arah ) ketika
tegangan arahnya mencapai tegangan breakover yang diratakan. Pulsa arus yang
dihasilkan ketika DIAc berubah dari status non-induksi ke status konduksi
digunakan untuk pentriggeran gerbang SCR dan TRIAC. TRIAC dapat juga ditrigger dengan salah
satu polaritas sinyal gerbang.
( Frank Petruzella, 1996 )
Jika pencampur jenis akseptor
dimasukkan ke dalam setengah dari semikonduktor Kristal tunggal dan pencampur
jenis donor dimasukkan ke setengan bagian yang lain, maka terbentuklah hubungan
p-n. hal ini merupakan alat dua terminal dan dinamakan diode hubungan (junction
diode).
Hubungan p-n dapat dibedakan menjadi
dua bentuk, yaitu :
(i) hubungan
berangsur tangga, rapat pencampur akseptor atau donordalam semikonduktor tetep
sampai mencapai lubangan. Jenis hubungan
ini terbentuk dengan menempatkan bola kecil dari pecampur trivalent, misalnya
indium pada suatu wafergermanium jenis n dan memanaskan gabungan tersebut
sampai temperature tinggi dalam waktu yang singkat. Dalam proses tersebut
indium meresap ke dalam germanium dan mengubah penghantaran germanium dari
jenis n ke jenis p di seluruh bagian semikonduktor dan membentuk hubungan p-n.
(ii)
hubungan berangsur linier, rapat
pengangsur berubah secara linier menurut jarak menjauh dari hubungan. Jenis
hubungan ini terbentuk dengan menarik Kristal tunggal dari lelehan germanium
yang pada saat dimulainya proses ini sudah berisi pencampur dari satu jenis.
Selama proses penarikan pencampur jenis lain ditambahkan dalam jumlah yang
cukup untuk mengubah jenis penghantaran lelehan.
(D. chattopadhyay dkk, 1989)
Gambar 2.4 menunjukkan salah satu dari beberapa
komponen NPNP atau semikonduktor berlapis banyak. Komponen yang satu ini
dinamakan penyearah terkontrol silikon atau silicon controlled rectifier (SCR).
Karena terdapat tiga pertemuan ( junction ), tanpa memandang adanya potensial
yang sesuai yang dihubungkan padanya, maka paling sedikit akan terdapat sebuah
pertemuan yang akan mendapatkan prategangan balik yang membatasi aliran arus
sampai pada nilai yang dapat diabaikan. Lintasan arus dasarnya adalah dari Vaa ke katoda ( K ) melalui komponen, ke anoda ( A )
melalui beban, dan kemudian kembali ke sumber. Katoda melepaskan electron,
sedangkan anoda mengumpulkan elektron.

Gambar 2.4 SCR dalam sebuah rangkaian DC
Dengan anggapan Vaa bernilai di bawah tegangan jebol ( breakover ) maju.
Jika saklar elektroda gerbang yang terbuka normal ( normally open ) di tutup,
maka segmen jenis P yang pertama yang bekerja sebagai basis suatu BJT NPN, akan
mendapatkan prategangan maju melalui Rg dan Rl, sehingga arus mengalir melalui
pertemuan J2. Karena J3 telah mendapatkan prategangan maju, maka arus akan
mengalir melalui SCR, dari katoda ke anoda dan melalui beban. Saklar gerbang (
G ), sekarang dapat dibuka, tetapi arus akan mengalir karena J2 kehilangan
control terhadap pembawa arusnya. Meskipun gerbangnya diberi prategangan balik,
namun arus katoda-anoda tersebut tetap tidak akan berhenti. Untuk menghentikan
aliran arus perlu mengurangi besarnya Vaa sampai hamper mencapai nilai nol atau
membuka normally close. Tidak akan ada arus yang mengalir jika potensial sumber
dibalik, meskipun normally open tertutup. Karenanya, dengan suatu sumber AC,
SCR akan menyearahkan AC menjadi pulsa – pulsa AC.
Salah satu ukuran yang diberikan SCR
adalah tegangan maju puncak Peak Forward Voltage ( PFV ) aman maksimum.
Tegangan ini lebih besar sedikit daripada ukuran tegangan tembus ( Forward
Breakover Voltage ) maju, dan bila dilampaui biasanya akan merusakkan SCR. Bila
tegangan arah terbalik malampaui tegangan tembus balik ( Reverse Breakdown
Voltage ), SCR akan mengalami panas tak terkendali dan menjadi rusak. Apabila
dua SCR serupa dan dengan rangkaian pemicu yang Apabila dua SCR serupa dan
dengan rangkaian pemicu yang serupa dihubungkan berlawanan saling membelakangi,
maka rangkaian tersebut akan menghantar dalam kedua arah dan kedua setengah
siklus akan memberi daya ke rangkaian beban.
Rangkaian semikonduktor berlapis
banyak lainnya bernama saklar terkontrol silicon ( Silicon Controlled Switch )
yang tidak hanya mempunyai elektroda utama dan gerbang seperti pada SCR tetapi
juga sebuah gerbang pemadaman yang bila diberi prategangan yang cukup akan
dapat mematikan hantaran antara elektroda utama pada setiap saat. Sebuah SCR
hanya dapat mematrkan dengan mengurangi tegangan AC sampai pada level yang
sangat rendah.
Piranti semikonduktor tembus (
breakdown ) yang lain atau komponen thyristor adalah TRIAC. Piranti ini
merupakan SCR dua arah. Sepanjang TRIAC, lapisan – lapisan dari terminal 1 ( T1
) ke terminal 2 ( T2 ) adalah PNPN. Bila gaya gerak listrik ( ggl ) sumber
berusaha untuk menghasilkan aliran arus ke bawah melalui Rl, maka usaha
tersebut akan dilawan atau ditolak oleh pertemuan (junction) J1 yang
mendapatkan prategangan balik ( reverse bias ).


Gambar 2.5 (a) TRIAC dan rangkaian pengontrol fase gelombang
penuh. (b)Simbol TRIAC
Bila ggl-nya dibalik, junction J2
akan menahan aliran arus. Pada saat terminal T2 mulai menjadi positif,
kapasitor C mulai mengisi melalui R dan RL. Tegangan pada C menghasilkan
prategangan maju untuk pertemuan NP di dekat terminal T1. Gerbangnya bekerja
sebagai basis jenis P pada transistor NPN. Gerbang positif menginjeksi pembawa
m,elalui junction J2 dan arus dapat mengalir melalui bagian atas TRIAC dari
terminal T1 ke terminal T2. Begitu menghantar, dapat dikatakan bahwatidak ada
jatuh tegangan pada TRIAC dan terjadi pengosongan C. Semakin besar resistansi
R, atau semakin besar kapasitansi C, akan semakin lama tertundanya pembangkitan
tegangan pada C untuk menyalakan TRIAC yang mengatur aliran arus rata – rata.
Pada saat sumber AC berbalik, C
mulai terisi dengan polaritas negatif kea rah gerbang. Bila pertemuan NP
gerbang diberi prategangan negatif, maka pembawa muatan akan diinjeksi ke dalam
pertemuan yang berdekatan, sehingga arus mengalir melalui bagian bawah TRIAC.
TRIAC bekerja sebagai dua SCR yang saling membelakangi, pada arah berlawanan,
kedua arah di bawah pengaturan sebuah gerbang. Hal ini dapat dinamakan
rangkaian pengaturan gelombang penuh, karena bekerja pada kedua setengah siklus
AC. Simbol TRIAC diperlihatkan pada gambar 2.5b. komponen tiristor lain yaitu
diak, merupakan semikonduktor tiga lapis.
SCR yang diaktifkan cahaya (light
activated SCR= LASCR), menyerupai transistor npn yang diaktifkan cahaya.
Piranti ini dibuat dengan sebuah lensa gelas pada sebuah sisi dari kotak logam
yang mengelilingi lapisan semikondoktor. Bila cahaya mengenai pertemuan,
piranti tersebut akan terus hidup dan arus katoda anoda dapat mengalir dari n
ke n.
( Robert L. Shrader, 1991 )
III.
PERALATAN DAN KOMPONEN
3.1 Peralatan
- Relay 220 V ( 1 buah )
Fungsi
: Sebagai saklar tegangan
tinggi
- Push Button ( 1 buah )
Fungsi
: Sebagai saklar manual yang
terdiri dari Normaly Open (NO) dan Normaly Close (NC)
- Lampu ( 2 buah )
Fungsi
: Sebagai indikator
adanya arus
yang mengalir
- Wayar
Fungsi : Sebagai kabel penghubung antara terminal dengan sumber PLN, terminal dengan MCB,
terminal dengan relay, relay dengan push botton, dan relay dengan lampu.
- Rel ( 1 buah )
Fungsi : Sebagai dudukan relay dan switch ( MCB )
- Terminal ( 1 buah )
Fungsi : Sebagai penghubung praktis antara sumber
tegangan PLN (tegangan AC) dengan MCB dan relay.
- Switch ( MCB )
Fungsi : Sebagai saklar manual dan pengaman apabila
terjadi short arus
3.2 Komponen
IV. PROSEDUR PERCOBAAN
- Disediakan rangkaian seperti pada gambar dibawah ini :

1.
Dihubungkan rangkaian
ke sumber arus AC ( PLN )
2. Diatur
Push Button Normally Open ( NO ) dan posisi Switch ( MCB ) pada keadaan 0 ( mati
)
3. Diaktifkan/dinonaktifkan
MCB dan Push Button
4. Diamati
keadaan relay dan keadaan lampu 1 dan lampu 2 dan dicatat hasilnya pada kertas
data
5. Diulangi
prosedur di atas pada keadaan normally close
6. Diatur
Push Button Normally Close dan posisi Switch ( MCB ) pada keadaan 0 ( mati )
7. Diaktifkan/dinonaktifkan
MCB dan Push Button
8.
Diamati keadaan relay
dan keadaan lampu 1 dan lampu 2 dicatat hasilnya pada kertas data
V. GAMBAR
PERCOBAAN
A. Normally Close (NC)

B. Normally Open (NO)

VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1 Kesimpulan
1. Prinsip
kerja dari relay adalah sebagai berikut:

Apabila ada arus yang mengalir pada coil, maka terjadi
medan elektromagnetik dan relay akan aktif. Dan akan mengakibatkan pada dua
keadaan, yaitu:
- Normaly Close (NC) : Kondisi awal kontaktor terturup
(On) dan akan terbuka (Off) jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang
sesuai pada kumparan (coil) relay.
- Normaly Open (NO) : Kondisi awal kontaktor terbuka (Off) dan akan
tertutup jika relay diaktifkan dengan cara memberi arus yang sesuai pada
kumparan (coil) relay. Jelaskan keadaan Normally Open ( NO
) dan Normally Close ( NC ).
2. Jenis
– jenis kontak pada relay
1.
SPST (Single Pole Single Throw)

Relay ini
memiliki empat terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan dua
terminal saklar (A dan B) yang dapat terhubung dan terputus.
2.
SPDT (Single Pole Double Pole)

Relay ini
memiliki lima terminal. Dua terminal kumparan (coil) dan tiga terminal saklar
(A,B, dan C) yang dapat terhubung dan terputus dengan satu terminal pusat. Jika
suatu saat terminal A terputus dengan terminal pusat (C) maka terminal lain (B)
terhubung dengan terminal C, demikian juga sebaliknya.
3.
DPST (Double
Pole Single Throw)
![]() |
Relay ini
mempunyai enam terminal. Dua terminal kumparan (coil), dan empat terminal
merupakan dua pasang saklar yang dapat terhubung dan terputus (A1 dan B1 - A2
dan B2).
4.
DPDT (Double pole Double Throw)
![]() |
Relay ini
mempunyai delapan terminal. Dua terminal kumparan (coil), enam terminal
merupakan dua set saklar yang dapat terputus dan terhubung (A1,B1,C1 dan A2,
B2, C2)
3. Aplikasi dari Relay
- Saklar
elektronik
- Lampu
industri ( ketika arus PLN terputus, relay akan bekerja dan menghidupkan lampu
kembali )
- Kipas otomatis
8.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan memahami penggunaan relay sebelum
percobaan.
2. Sebaiknya praktikan mengetahui prinsip kerja relay
3. Sebaiknya praktikan teliti dalam mengambil data
percobaan agar hasilnya akurat.
IX. DAFTAR PUSTAKA
Chattopadhyay, D, dkk. 1989. Dasar Elektronika. Jakarta : Universitas Indonesia.
Halaman : 116-117
Petruzella, Frank.
1996. Elektronika Industri.
Yogyakarta : ANDI.
Halaman : 372-377.
L.S, Robert. 1989. Komunikasi Elektronika. Edisi Kelima. Jilid 1. Jakarta : Erlangga.
Halaman : 179-182.
Medan, 04 April 2013
Asisten; Praktikan;
(OKTO HASIHOLAN) (NURHASANAH)
TUGAS
PERSIAPAN
NAMA :
NURHASANAH
NIM :
100801051
KELOMPOK: V
JUDUL :
RELAY, SCR/TRIAC
1. Jelaskan
prinsip kerja Relay, SCR/Triac !
Jawab :
·
Prinsip kerja Relay
Relay
merupakan suatu sistem yang terdiri dari bagian saklar dan penggerak saklar.
Jenis relay terbagi dalam berbagai macam, tergantung dari sumber energi yang
digunakannya. Jenis relay terdiri dari, relay elektromagnetik, relay magnet dan
relay panas (bimetal). Pada umumnya yang sering digunakan adalah relay
elektromagnetik, yaitu relay elektromagnetik dalam kondisi aktif, maka saklar
menjadi jenis NC (Normally Close). Sedangkan jika solenoid tidak aktif,
maka saklar menjadi jenis NO (Normally Open). Definisi NO adalah
sebagai berikut:
1. Dalam keadaan normal atau tidak aktif, posisi saklar akan
terbuka atau Off.
2. Dalam keadaan tidak normal atau aktif posisi saklar akan
tertutup atau On.
Sedangkan definisi NC adalah sebagai berikut:
1. Dalam kondisi normal atau tidak aktif posisi saklar akan
tertutup atau On.
2. Dalam kondisi tidak normal atau aktif posisi saklar akan
terbuka atau Off.
·
Silicon Control
Rectifier (SCR), boleh dikatakan SCR adalah
thyristor yang uni-directional, karena ketika ON hanya bisa melewatkan arus
satu arah saja yaitu dari anoda menuju katoda. Prinsip
kerjanya mirip dengan dioda namun dilengkapi gate untuk mengatur besarnya
fasa yang dilalukan. SCR adalah komponen semikonduktor yang terbentuk dengan
struktur empat lapis PNPN (Positif-Negatif-Positif-Negatif) dengan tiga lapisan
sambungan PN. SCR memiliki tiga terminal yaitu anoda, katoda dan gate.
Sambungan PN (PN junction) berturut-turut dari anoda diberi simbol J1,
J2 dan J3. Sedangkan struktur TRIAC sebenarnya adalah sama dengan dua buah SCR
yang arahnya bolak-balik dan kedua gate-nya disatukan. TRIAC biasa juga disebut
thyristor bi-directional. TRIAC bekerja mirip seperti SCR yang paralel
bolak-balik, sehingga dapat melewatkan arus dua arah.
SCR/Triac biasanya
digunakan untuk mengontrol khususnya pada tegangan tinggi, karena SCR/Triac
dapat dilewatkan tegangan dari 0 sampai 220 V tergantung dari spesifikasi dan
tipe SCR/Triac itu sendiri. Proses penyearahan pada SCR/Triac, apabila sumber
tegangan yang masuk pada SCR/Triac adalah sumber AC, maka proses penyearahan
akan berhenti ketika siklus negatif terjadi.
2. Sebutkan
beberapa contoh aplikasi Relay, SCR/Triac di bidang industry !
Jawab :
Contoh aplikasi Relay,
SCR/Triac di bidang industri :
-
Saklar elektronik
-
Lampu industri ( ketika
arus PLN terputus, relay akan bekerja dan menghidupkan lampu kembali )
Tidak ada komentar:
Posting Komentar