Jumat, 14 Juni 2013

Laporan Praktikum_Decorder




JURNAL PRAKTIKUM PERCOBAAN 2
DECODER



Nurhasanah
100801051






 
FAK MIPA







UNIVERSITAS SUMATERA UTARA
FAKULTAS MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
DEPARTEMEN FISIKA S-1
MEDAN
2013




 
 
LEMBAR PERSETUJUAN


Judul Percobaan                                        : DECORDER
Kategori                                                    : Jurnal Praktikum Sistem Digital
Nama                                                         : Nurhasanah
Nomor Induk Mahasiswa                          : 100801051
Program Studi                                            : Fisika S-1
Departemen                                               : Fisika
Fakultas                                                      : MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM (FMIPA)



















                                                                                                            Medan, 01 Mei 2013
       Asisten;                                                                                        Praktikan;


(Ferdy Aulia Mirda)                                                                            (Nurhasanah)


 
BAB 1 
TUJUAN
           
1. Untuk memahami prinsip kerja dari rangkaian Decoder.
2. Untuk mengetahui aplikasi dari decorder.
3. Untuk mendemonstrasikan cara kerja sebuah IC 74138.

BAB 2 
LANDASAN TEORI

Suatu system digital yang menggunakan pengkode diperlihatkan pada gambar 2.2. Pengkodean dalam sistem ini dapat menerjemahkan masukkan desimal dari papan tombol atau keyboard ke suatu kode BCD 8421. Kita membutuhkan pengkode jenis dalam percobaan. Pengkode ini oleh perusahaan disebut pengkode prioritas 10-baris-ke-4-pengkode ini.
Gambar 2.1 Sistem Digital
            Bila masukan desimal 3 pada pengkode diaktifkan, maka rangkaian logika di dalam unit tersebut mengeluarkan angka BCD 0011 seperti yang diperlihatkan. Gambaran yang lebih rinci mengenai pengkodean prioritas 10-baris- ke- 4 baris diperlihatkan pada diagram blok. Diagram hubungan yang dibuat oleh National Semiconductor yang memperlihatkan pengkode prioritas 10-baris-ke-4-baris 74147. Penampilan bilangan-bilangan biner dari sandi BCD menjadi bilangan decimal selain dalam tabung angka (nixie tube) yang sudah berbentuk angka – angka decimal dari 0 sampai 9 maupun pada keluaran  A sampai D.
Adanya gelembung pada masukan  1 sampai 9  maupun pada keluaran A sampai D berarti pengkodean prioritas 74147 mempunyai masukan rendah aktif ataupun keluaran rendah aktif. Jika diperhatikan bahwa keluaran yang sesuai hanya diaktifkan oleh taraf logika rendah (L pada tabel kebenaran IC tersebut).
            Keadaan aktif untuk keluaran pada IC ini juga merupakan rendah. Pengkodean 74147 memiliki ciri-ciri utama. Di sini maksudnya bila dua masukan bekerja dalam waktu yang sama, hanya pada angka yang besar terjadi pengkodean, untuk kedua masukan 4 dan 9 bekerja (RENDAH selanjutnya keluaran seharusnya LHHL, dengan pernyataan 9 desimal. Perlu diperhatikan keluaran memerlukan komponen (pembalik) dari 100 sebagai bilangan biner. IC ini terdiri ari kira-kira 30 gerbang logika.
Tahapan umum decode dari bahasa mesin ke bilangan desimal diberikan pada sistem seven segmen. Peralatan keluaran yang sangat umum digunakan untuk menayangkan bilangan desimal adalah peragaan tujuh segmen.
Beberapa paket penayang tujuh segmen yang umum ditampilkan pada LED tujuh segmen. Peraga tujuh segmen dapat disusun dengan masing-masing segmen berupa suatu bilangan tipis yang menyala. Jenis unit ini disebut peragaan pijar dan sama dengan lampu biasa. Penayang  jenis lain adalah tabung lucut gas ( gas discharge tube ), yang beroperasi pada tegangan tinggi. Tabung ini memancarkan cahaya berwarna merah jingga. Suatu peraga yang berpendar mengeluarkan cahaya berwarna hijau bila menyala dan beroperasi pada tegangan rendah. Peraga kristal cairan (LCD, liquid crystal display) yang lebih baru, menhasilkan angka dengan warna hitam atau warna perak. Peraga LED yang biasa, mengeluarkan karakteristik sinar yang berwarna merah bila dalam keadaan menyala.
            Seperti pengkode, pendekode juga merupakan suatu penerjemah kode. Pada umumnya orang menggunakan kode desimal untuk menyatakan angka. Rangkaian sistem digital dalam kalkulator atau komputer kebanyakan menggunakan kode biner untuk menyatakan angka. Banyak kode lain yang digunakan dalam suatu sistem digital untuk menyatakan angka, bahkan huruf dari alfabet. Sebuah decoder adalah rangkaian logika yang menerima input-input biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya. 
Penerjemahan rangkaian digital, yang mengubah kode satu ke kode yang lain, digunakan suatu dekoder dan enkoder dalam sistem digital. Pengkode tersedia dalam beberapa varitas, contoh pendekode Gray BCD 8421 dan ekses-3. Pendekode lain yang tersedia adalah pengubah BCD, pengubah BCD ke biner, 4 ke 16 baris pengkode dan 2 ke 4 baris pengkode. Pengkode lain yang tersedia adalah pengubah BCD, pengubah BCD ke biner, 4 ke 16 baris pengkode dan 2 ke 4 baris pengkode. Pengkode lain yang tersedia adalah bilangan desimal ke octal 8 ke 3 baris utama pengkode.
            Pengkode, seperti halnya pengkode juga merupakan rangkaian logika gabungan dengan beberapa masukan dan keluaran. Kebanyakan pengkode berisi 20 sampai 50 gerbang. Kebanyakan pengkode dan pendekode dipaketkan dalam paket IC tunggal.
( Roger L.Tokheim, 2006 )
Jantung dari setiap komputer adalah  unit aritmatik logika (arithmetic logic unit = ALU). ALU melakukan semua operasi matematik yang terjadi di dalam komputer, termasuk penambahan, pengurangan, perkalian dan pembagian. Satu-satunya operasi matematik yang diperlukan adalah penambahan. Semua operasi yang lain dapat dicapai dengan variasi proses penambahan. Kombinasi logika dapat dirancang untuk melakukan semua fungsi arithmatik.
Decoder adalah rangkaian logika kombinasi yang mengenal adanya bilangan biner spesifik. Pada elektronika digital, kita sering perlu merubah bilangan biner menjadi beberapa format bilangan yang lain. Aplikasi decoder yang umum adalah mengkonversi bilangan biner menjadi format bilangan yang diperlukan untuk mengaktifkan segmen yang cocok pada tampilan decimal tujuh segmen. Gambar decoder binary-to-seven segmen menunjukkan rangkaian decoder yang digunakan untuk merubah kode biner 4 bit menjadi digit decimal yang cocok. Bilangan yang dikode biner dimasukkan pada rangkaian dengan menekan tombol tekan NC yang cocok. Decoder menterjemahkan bilangan biner yang datang dan menghasilkan output yang menggerakkan tampilan LED common-anoda tujuh segmen. Untuk mendapatkan setiap digit dari nol sampai dengan sembilan pada tampilan LED, masukkan kode bilangan biner yang tepat dengan menggunakan tombol tekan.                
 (Frank Petruzella, 1996)
Untai kombinasional adalah untai yang level logika keluarannya tergantung pada kombinasi dari level logika masukannya. Untai logika kombinasional tidak memiliki sifat memori, maka nilai kini (current) keluarannya hanya tergantung pada nilai kini masukan yang diberikan. Untai logika kombinasional yang akan dibahas adalah mengenai untai encoder dan decoder.
Encoder (penyandi) adalah untai kombinasional yang digunakan untuk membangkitkan kode biner keluaran untuk n masukan yang berbeda. Cacah bit (m) yang diperlukan untuk membangkitkan kode keluaran harus memenuhi relasi. : 2m n. Sebagai contoh encoder untuk keypad (papan tombol) telefon. Setiap saklar pada keypad mempunyai jalur masukan yang terpisah ke encoder. Bila saklar ditekan memberikan 0 dan bila tidak ditekan memberikan 1. Pada masukan gerbang OR ada symbol negasi (o) yang merupakan symbol komplemen. Bila cacah tombol (key) lebih banyak maka diperlukan gerbang OR dengan masukan yang lebih banyak. Untuk papan tombol (keyboard) dengan banyak tombol, teknik penyandian (encoding) yang umum adalah dengan menggunakan mikrokomputer.
Decoder adalah untai yang mengkonversi kode masukan biner n bit menjadi 2n jalur keluaran yang berbeda. Decoder sering dirancang menggunakan masukan enable (bolehan) yang memungkinkan beberapa decoder dapat dihubungka secara kaskade (beruntun) dan juga sebagai demultiplekser. Decoder ini akan mendekode (mengawasandi) kode masukan bila masukan enable EN adalah 0 dan tidak mendekode kode masukan bila masukan EN adalah 1. Karena masukan enable harus 0 agar decoder mendekode masukan kode, maka jalur masukan bolehan pada setiap gerbang terdapat simbol negasi.         
        (Thomas Sri Widodo,  2007)
 Suatau rangkaian pengubah suatu pesan bermakna (misal decimal) menjadi satu sandi tertentu (missal biner) disebut encoder (penyandi). Sedangkan, sebaliknya, rangkaian pengubah suatu sandi tertentu kembali menjadi makna yang sebenarnya disebut dekoder (pembaca sandi). Kita telah terbiasa dan akrap dengan system bilangan decimal dan karenanya system ini dianggap sebagai sandi yang paling bermakna. Dalam design digital biasa menampilkan bilangan dalam bentuk decimal. Sedangkan sedangkan proses komputasi dalam mesin bentuk digital dalam bentuk biner. Jika hasil komputasi tetap ditampilkan dalam bentuk biner, kita mengalmi hambatan atau bahkan sulit memahaminya, karena kita tidak terbiasa dengan bilangan yang tampil dalam bentuk biner. Jadi tampilan decimal lebih mudah dipahami daripada tampilan biner. Oleh karena itu diperlukan suatu cara penyandian dari biner ke decimal dan sebaliknya. Sebagai contoh bilangan decimal 25 dan 43 masing–masing disandikan sebagai berikut : 2510 = 110012 ;  4310 = 1010112 .
 Kita lihat bahwa sembarang bilangan decimal dapat disajikan dalam bentuk biner yang setara. Sekelompok 0 dan 1 dalam bentuk biner dapat dipikirkan sebagai penggambaran sandi suatu bilangan decimal. Dua contoh diatas memperlihatkan bahwa setiap angka biner mempunyai nilai sesuai dengan posisinya (satuan, duaan, empatan, dan seterusnya). Dalam contoh diatas semua digit bilangan decimal disandikan langsung, atau sebaliknya semua pernyataan biner menyandikan suatu bilangan decimal, jadi bukan digit perdigit yang disandikan.
Dalam bentuk jenis lain bilangan-bilangan 0, 1, 2, 3, 4, 5, 6, 7, 8, dan 9 disandikan sendiri-sendiri. Dengan demikian untuk menyatakan bilangan decimal lebih dari satu digit,maka setiap digitnya disandikan sendiri. Salah satu system sandi yang cukup terkenal adalah BCD atau decimal yang disandikan biner. Karena digit decimal yang terbesar adalah 9, maka diperlukan 4 bit biner untuk menyandi setiap digit. Susunan 4 bit biner tersebut menghasilkan 6 kombinasi yang berbeda, tetapi hanya diperlukan 10 kombinasi diantaranya.
Sandi Excess-3 (XS-3). Jenis sandi XS-3 ini seperti BCD, terdiri dari kelompok 4 bit untuk melambangkan sebuah digit decimal. Sandi Xs-3 untuk bilangan decimal dibentuk dengan cara yang sama seperti BCD kecuali bahwa 3 ditambahkan pada setiap digit decimal sebelum penyandian ke binernya. Misalkan untuk menyandi bilangan decimal 5 dalam XS-3, pertama kali menambahkan 3 kepada 5 yang menghasilkan 8, kemudian 8 disandikan ke dalam biner 4 bit yang setara, yaitu 1000.  5 + 3 = 8 1000.  
BAB III
 METODOLOGI PERCOBAAN

3.1 Peralatan dan Komponen
            3.1.1 Peralatan
1.      Power Supply 5 V DC
Berfungsi sebagai sumber tegangan DC
2.      Jumper
Berfungsi sebagai penghubung komponen dengan komponen pada rangkaian
3.      Penjepit buaya
Berfungsi sebagai penghubung antara sumber tegangan ke rangkaian
4.      Saklar
Befungsi sebagai input dengan masukan high dan low
5.      Protoboard
Berfungsi sebagai tempat merangkai rangkaian sementara

            3.1.2 Komponen
1.      IC 74138
Berfungsi sebagai pengubah biner ke desimal decoder dengan 3 masukan 8 keluaran
2.      Resistor 330 Ω ( 8 buah )
Berfungsi sebagai hambatan dalam rangkaian
3.      LED ( 8 buah )
Berfungsi sebagai indikator adanya inputan dari IC 74138











3.2 Prosedur Percobaan
  1. Dirangkai rangkaian sesuai dengan gambar berikut :
  1. Dihubungkan rangkaian yamg telah di rangkai seperti point no 1 ke PSA yang memiliki besar tegangan 5 volt.
  2. Dihidupkan PSA 5 volt.
  3. Divariasikan kode G1 (X), G2 (H), C (X), B (X), A(X)
  4. Dicatat hasilnya pada kertas data.
  5. Dilanjutkan dengan kode yang berbeda.




















BAB IV
HASIL PERCOBAAN DAN ANALISIS

4.1 Data Percobaan

Inputs
Outputs
Enable
Select
G1
G2 (note 1)
C
B
A
Y0
Y1
Y2
Y3
Y4
Y5
Y6
Y7
X
H
X
X
X
H
H
H
H
H
H
H
H
L
X
X
X
X
H
H
H
H
H
H
H
H
H
L
L
L
L
L
H
H
H
H
H
H
H
H
L
L
L
H
H
L
H
H
H
H
H
H
H
L
L
H
L
H
H
L
H
H
H
H
H
H
L
L
H
H
H
H
H
L
H
H
H
H
H
L
H
L
L
H
H
H
H
L
H
H
H
H
L
H
L
H
H
H
H
H
H
L
H
H
H
L
H
H
L
H
H
H
H
H
H
L
H
H
L
H
H
H
H
H
H
H
H
H
H
L








       Medan, 01 Mei 2013,
Asisten,                                                                                     Praktikan,




(FERDY AULIA MIRDA )                                                              (NURHASANAH)





4.2 Analisa Data
1. Jelaskan cara kerja rangkaian decoder dan bandingkan dengan data percobaan yang diperoleh.
     Jawab:
Cara kerja decoder adalah membaca kode dari rangkaian logika yakni bilangan-bilangan biner dan mengartikannya ke bilangan desimal. Rangkaian Decoder  akan membaca input dari Enable dan Select lalu akan mengkonversinya dari biner ke decimal dan mengoperasikan bilangan-bilangan input tersebut dengan gerbang logika, maka hasil dari kombinasi inputnya berupa 1 atau 0. Karena pada rangkaian Decoder menggunakan polaritas aktif Low maka jika outpunya 0 (Low) lampu LED akan menyala, jika outputnya 1 (High)  maka lampu LED akan padam, dan hasilnya sesuai dengan data hasil praktikum.
2. Rancanglah rangkaian decoder untuk masukkan 4 bit dan keluaran 16 dengan menggunakan komputer.
      Jawab:


BAB 5
 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
1. Dari hasil percobaan dapat dibuktikan bahwa prinsip kerja decoder adalah membaca kode dari rangkaian logika yakni bilangan-bilangan biner dan mengartikannya ke bilangan desimal. Rangkaian Decoder  akan membaca input dari Enable dan Select lalu akan mengkonversinya dari biner ke decimal dan mengoperasikan bilangan-bilangan input tersebut dengan gerbang logika, maka hasil dari kombinasi inputnya berupa 1 atau 0. Karena pada rangkaian Decoder menggunakan polaritas aktif Low maka jika outpunya 0 (Low) lampu LED akan menyala, jika outputnya 1 (High)  maka lampu LED akan padam, dan hasilnya sesuai dengan data hasil praktikum.
2. Aplikasi decoder yang dapat ditemukan dalam kehidupan antara lain yakni decoder matrix, seven segmen, pengontrol traffic light, pengalamatan memori I/Q dan lain sebagainya.
3. Dari hasil percobaan dapat diketahui sebuah IC 74138 memilki diagram koneksi adalah sebagai berikut :
Dan dalam percobaan dengan menggunakan IC 74138 ini memakai prinsip diode aktif low, yaitu saat diberi logika 0 maka LED akan menyala (hidup), saat diberi logika 1 maka LED tidak akan hidup (mati).

5.2 Saran
1. Sebaiknya praktikan mengerti fungsi kaki- kaki pada masing- masing  IC
2. Sebaiknya praktikan mengerti cara merangkai pada protoboard
3. Sebaiknya praktikan mengerti prinsip kerja decoder
DAFTAR PUSTAKA

 Petruzella, Frank. 1996. Elektronika Industri. Yogyakarta : Andi.
Tokheim, Roger. 2006. Elektronika Digital. Edisi Kedua. Jakarta : Erlangga.
Widodo, Thomas Sri.2007. Teknik Digital Digital Prinsip dan Aplikasi. Yogyakarta: Graha Ilmu.



























GAMBAR PERCOBAAN








TUGAS PERSIAPAN DECODER

NAMA                 : NURHASANAH
NIM                     : 100801051
KELOMPOK      : V

1.      Tulis dan jelaskan aplikasi dari decoder dan jelaskan.
Jawab :
1.         Rangkaian Decoder Stereo
Rangkaian Decoder Stereo. Dalam transmisi FM stereo saluran kiri dan kanan secara aljabar dikodekan menjadi (kiri + kanan) dan perbedaan (kiri-kanan) sinyal. Hal ini dilakukan untuk membuat penerima FM mono yang kompatibel dengan transmisi stereo. Penerima mono akan mereproduksi jumlah saluran kiri
2.         Rangkaian Tuner FM Peka
Rangkaian Tuner FM Peka. Mendengarkan siaran radio FM, baik mendengarkan sajian lagu atau berita, memiliki nuansa tersendiri. Tidak kalah asyiknya dibanding melihat tayangan di televisi. Mendengarkan siaran radio FM bisa dijadikan sebagai sarana hiburan dan mendapatkan informasi. Rangkaian Tuner FM .
3.         Rangkaian Oscilator Hartley
Rangkaian Oscilator Hartley banyak digunakan pada rangkaian penerima radio AM dan FM. Frekuensi resonansi ditentukan oleh harga T1 dan C1 . Kapasitor C 2 berfungsi sebagai penggandeng AC ke basis Q1 . Tegangan panjar Q1 diberikan oleh resistor R2 dan R1 . Kapasitor C 4 sebagai penggandeng variasi te
4.         Rangkaian Radio Saku AM
Rangkaian Radio Saku AM. Sekarang saya akan menyajikan bentuk rangkaian yang dasarnya masih menggunakn IC. Dan untuk kali ini dasar rangkaiannya menggunakan IC tipe ZN415. Selain itu masing-masing IC mempunyai keistimewaan sendiri. IC ini mempunyai kualitas yang sangat baik dan cuma memerlukan catu.
5.         Penerima FM Dengan IC TDA7000
Sekarang  banyak  dijumpai  penerima  FM  yang  bekerja  pada  frekeunsi tinggi  yang  cantik  dalam  pembuatannya  cukup  sulit.  Kumparan  yang digunakan  dalam  penerima  FM  ada  dua  membuat  praktis  dan  mudah direalisasi. Sebagaimana  yang  dapat  dilihat  piranti.

2.      Apa yang dimaksud dengan decoder dan encoder dan bandingkan.
Jawab :
-          Decoder adalah rangkaian logika yang menerima input –input biner dan mengaktifkan salah satu outputnya sesuai dengan urutan biner inputnya.
-          Encoder merupakan pengkode yang menterjemahkan keaktifan salah satu inputnya menjadi urutan bit-bit biner. Encoder terdiri dari beberapa input line, hanya salah satu dari input-input tersebut diaktifkan pada waktu tertentu, yang selanjutnya akan menghasilkan kode output N-bit. Rangkaian encoder merupakan aplikasi dari gerbang or.
-          Perbedaannya yaitu :
decoder: mengonversikan bentuk biner menjadi bentuk decimal, atau bentuk   hasil encoder diubah kembali ke semula.
encoder : Mengonversikan bentuk desimaal menjadi bentuk biner
  3.  Rangkai sebuah decoder yaitu dengan 3 masukan dan 8 keluaran dengan memakai              
gerbang AND.
    Jawab :





















1 komentar: