PENGUAT OP-AMP
I. TUJUAN
1.
Untuk mengetahui sifat dasar OP-AMP
2.
Untuk mengetahui OP-AMP sebagai
rangkaian inverting
3.
Untuk membandingkan gain yang didapat
secara teori dan praktek
4.
Untuk mengetahui aplikasi OP-AMP
II. TEORI
Op-amp
secara umum menggambarkan tentang sebuah rangkaian penguat penting yang
membentuk dasar dari rangkaian-rangkaian penguat audio dan video, penyaring
atau tapis, buffer, penggerak-penggerak saluran, penguat instrumentasi,
komparator atau pembanding, osilator dan lain sebagainya. Op-amp merupakan
sebuah penguat arus searah dengan gain tinggi (besarnya gain pada umumnya lebih
besar dari 100.000 atau lebih besar dari 100 dB). Dengan menggunakan kopling
kapasitif yang tepat, op-amp dapat diaplikasikan pada berbagai macam
rangkaian-rangkaian penguat arus bolak-balik Dengan demikian op-amp merupakan
sebuah penguat differensial. Seperti yang telah dijelaskan di atas bahwa
penguat instrumentasi adalah terdiri dari penguat differensial yang
dimaksimalkan penggunaannya.
Jika
masukan pembalik (-) memiliki potensial yang lebih tinggi maka tegangan
keluaran akan menjadi lebih negatif. Demikian pula jika masukan non pembalik
(+) memiliki potensila yang lebih tinggi maka tegangan keluaran op-amp akan
menjadi lebih positif. Karena gain yang dilmiliki op-amp pada umumnya sangatlah
tinggi maka tegangan differensial di antara terminal-terminal masukannya
biasanya sangatlah kecil. Untuk dapat menjalankan fungsinya secara baik, op-amp
harus memiliki umpan balik. Hampir seluruh rancangan rangkaian yang ada pada
umumnya menggunakan umpan balik negatif untuk mengendalikan besarnya gain serta
memperoleh operasi kerja op-amp linear. Umpan balik negatif dapat diperoleh
melalui penggunaan komponen-kompenen rangkaian, misalnya resistor, yang
dihubungkan di antara terminal keluaran op-amp dan masukan pembalik op-amp
yaitu terminal masukan yang bertanda negatif (-). Rangkaian-rangkaian non
linear, misalnya komparatordan oasilator, menggunakan umpan balik positif yang
dapat diperoleh dengan menghubungkan komponen ,misalnya resistor, di antara
terminal keluaran op-amp dan masukan non pembaliknya, yaitu terminal masukan
yang bertanda positif (+). Pada saat menganalisis suatu rangkaian umpan balik,
akan sangat membantu jika kita asumsikan bahwa komponen penguat memiliki beberapa karakteristik ideal
berikut ini :
·
Keluaran
dari penguat dengan masukan differensial ideal hanya bergantung pada beda atau
selisih dari tegangan-tegangan yang diberikan pada dua terminal masukan.
·
Kinerja
dari penguat seluruhnya bergantung pada rangkaian masukan dan umpan balik.
·
Tidak
ada rus yang mengalir pada terminal-terminal masukan penguat.
·
Respons
frekuensi penguat memiliki rentang dari nol sampai tak hingga untuk menjamin
diperolehnya respons yang mencakup semua sinyal arus searah (DC) maupun arus
bolak-balik (AC), dengan waktu respons nol serta tidak terjadi perubahan fasa
terhadap frekuensi.
·
Penguat
tidak dipengaruhi oleh beban atau perubahan dari besarnya beban yang terjadi.
·
Pada
saat sinyal tegangan masukan bernilai nol, sinyal keluaran juga harus bernilai
nol, sinyal keluaran juga harus bernilai nol, tanpa memppertimbangkan besarnya
resistansi sumber masukan.
Dua
aspek mendasar dari kinerja op-amp ideal ini disebut sebagai batas-batas titik
penjumlahan, yang mana keduanya sangatlah penting untuk dipahami sehingga
dipandang perlu untuk dirumuskan kembali ke dalam poin-poin berikut :
1.
Apabila
umpan balik negatif diberikan pada sebuah penguat ideal, tegangan masukan
differensial adalah sama dengan nol.
2.
Tidak
ada arus yang mengalir pada kedua terminal masukan dari sebuah pengut ideal.
Kedua pernyataan di atas merupakan prinsip-prinsip dasar
yang digunakan dalam melakukan analisis yang disederhanakan untuk
rangkaian-rangkaian umpan balik operasional.
Op-amp
ideal dapat digunakan sebagai titik mula atau titik awal dalam melakukan
analisis pendahuluan rangkaian-rangkaian dengan op-amp.
Perlu ditekankan bahwa pemahaman dan pengertian yang baik terhadap kinerja
op-amp yang dikenal sebagai batas-batas titik penjumlahan akan sangat
memudahkan kita dalam analisis rangkaian ideal ini sehingga akan terasa semudah atau bahkan lebih mudah dari analisis hukum Ohm untuk
rangkaian listrik. Ingatlah
bahwa op-amp dengan masukan deferensial ideal sehingga yang memiliki umpan
balik negatif akan selalu berusaha untuk menjaga agar tegangan masukan differensial
selalu mendekati
atau sama dengan nol. Tegangan keluaran op-amp akan mengambil atau memiliki
nilai sebesar tegangan yang dibutuhkan untuk membuat tegangan masukan
diferensial selalu mendekati atau sama dengan nol ini. Hal ini akan menyebabkan
semua arus yang menuju terminal masukan pembalik akan mengalir melalui resistor
umpan balik.
1. Op-Amp
ideal sebagai converter arus ke tegangan
Sebuah
op-amp ideal dapat berlaku sebagai konventer arus ke tegangan. Pada rangkaian
penguat ideal akan menjaga potensial dari terminal masukan pembaliknya agar
selalu sama dengan potensial pentanahan dan memaksa setiap arus masukan untuk
mengalir melalui resistansi umpan balik. Rangkaian ini dapat digunakan sebagai
dasar untuk pengukuran arus ideal. Op-amp pada dasarnya
adalah sebuah differential amplifier (penguat diferensial) yang memiliki dua
masukan. Input (masukan) op-amp ada yang dinamakan input inverting dan
non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka)
yang tak terhingga besarnya.
Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering
digunakan oleh banyak praktisi elektronika, memiliki karakteristik tipikal open
loop gain sebesar 104 ~ 105. Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi
tidak stabil, dan penguatannya menjadi tidak terukur (infinite).
Nilai impedansi ini masih relatif sangat
besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat kecil.
Rangkaian ini tiak akan mengakibatkan terjadinya jatuh tegangan pada rangkaian
pengukuran. Impedansi maukan eektif rangkaian, yang diukur langsung pad
terminal masukan pembalik,adalah sama dengan nol.
2. Op-amp
ideal sebagi penjumlah tegangan
atau arus
Op-amp
ini akan memaksa jumlah dari semua arus-arus yang mengalir menuju terminal
masukan pembalik akan mengalir pada lintasan pembalik. Selain itu terminal
masukan pembalik akan dipaksa untuk memiliki potensial yang sama dengan
potensial pentanahan(diperoleh titik pentanahan virtual).
Dimana
Op-amp ideal akan berusaha agar terminal masukan pembalik memiliki potensial
yang sama dengan potensial pentanahan sehingga arus masukan akan ditentukan
sepenuhnya oleh tegangan masukan yang diberikan serta besarnya nilai esistansi
resistor yang terhubung seri dengan masing-masing masukan ini.Jumlah dari
arus-arus masukan ini akan dipaksakan untuk mengalir melalui R2 dan
tegangan keluaran akan bernilai sama dengan R2 dikalikan jumlah arus
masukan ini.
3. Op-amp
ideal sebagi konverter
tegangan ke arus
Dalam
menjaga agar tegangan masukan diferensialnya selalu sama dengan nol,penguat
akan memaksa sebuah arus I = ein/R untuk mengalir melalui beban yang
terpasang pada lintasan umpan balik. Besarnya arus ini tidak bergantung pada
sifat-sifat alami atau besarnya beban yang terpasang.
4. Op-amp
ideal sebagai buffer yang sempurna
Rangkaian
op-amp yang berlaku sebagai sebuah buffer dimana tegangan keluaran harus
mengambil nilai yang sama besar dengan nilai tegangan masukan untuk memaksa
agar sinyal tegangan masukan diferensial bernilai nol. Rangkaian ideal ini
memiliki impedansi masukan yang tak terhingga, impedansi keluaran nol dan gain
sama dengan satu.
5. Op-amp
ideal sebagai pengurang
Tegangan
pada terminal masukan pembalik menggunakan prinsip superposisi
6. Op-amp
sebagai sebuah integrator
Dimana umpan balik
negative diperoleh denga cara memasangkan sebuah kapasitor C di antara terminal
keluaran dan terminal masukan pembalik op-amp. Tegangan keluaran penguat yang
bekerja melalui kapasitor ini akan
berusaha menjaga agar potensial dari setiap arus yang mengalir menuju terminal
masukan pembalik untuk mengalir sebagai arus pengisian kapasitor.
Op-amp yang nyata atau op-amp riil memiliki karakteristik
yang mendekati karakteristik dari op-amp idel tetapi tidak persis sama. Op-amp
riil memiliki Gain loop terbuka yang sangat besar (berada pada kisaran 106) tetapi tidak
terhingga. Op-amp ini juga memiliki impedansi masukan yang besar tetapi
berhingga besarnya. Op-amp riil menarik sejumlah kecil arus pada
terminal-terminal masukannya (dikenal sebagai arus bias). Op-amp
riil ini memerlukan sebuah tegangan maukan diferensial yang kecil untuk dapat
menghasilkan tegangan keluaran sama dengan nol. Tegangan ini dikenal sebagai
tegangan offset masukan. Op-amp yang nyata tidak sepenuhnya atau tidak
benar-benar menolak sinyal-sinyal mode kommon mode, dengan kata lain memiliki
ratio penolakan mode kommon (Common Mode Rejection Ratio, CMRR) yang berhingga. Dalam pembahasan kita mengenai
rangkaian-rangkaian op-amp ideal tidak ada disebutkan adanya karakteristik
respon frekuensi. Penguat-penguat yang nyata memiliki gain yang nilainya
tergantung pada frekuensi yang dapat menimbulkan efek-efek tertentu terhadap
kinerja dari rangkaian-rangkaian op-amp ynag dirancang. Sifat-sifat dari op-amp
riil yang disebutkan diatas akan menyebabkan kinerja yang diperkirakan akan tapak
berdasarkan analisis
yang menggunakan dasar-dasar asumsi kinerja dari penguat ideal.
Rangkaian
masukan op-amp seringkali merupakan rangkaian yang terdiri dari sepasang
transistor yang dikopel pada kaki emiternya (dalam hal ini digunakan op-amp
dengan masukan bipolar). Hubungan di antara kaki-kaki emiter dan rel-rel catu
daya dilakukan melalui sebuah rangkaian arus konstan. Jika kaki basis dari
sebuah transistor di bias atau diberi prategangan dengan nilai potensial yang
relatif sedikit lebih tinggi daripada kaki basis transistor yang lainnya
melalui sebuah resistor, atau yang lebih sering dilakukan ialah melalui sebuah
generator arus konstan.
(George Clayton, 2004)
Rangkaian terpadu
biasanya merujuk pada IC (Integrated Circuit), adalah rangakaian elektronis
lengkap yang dimasukkan dalam satu chip silikon. Sering tidak lebih besar dari
transistor, IC dapat berisi sedikitnya ratusan atau ribuan transistor, dioda,
tahanan dan kapasitor, bersama-sama penghantar listrik yang diproses dan
diisikan seluruhnya di dalam satu chip silikon. Rangkaian terpadu sering
disebut chip yang sebenarnya adalah bagian komponen dari IC. Rangkaian terpadu
dibuat dengan bahan dasar dan teknik yang sama yang digunakan untuk membuat
transistor. Rangkaian terpadu diklasifikasikan menurut aplikasinya sebagai IC
digital atau IC analog (linear). IC digital berisi rangkaian jenis saklar
ON/OFF. IC analogi (linear) berisi rangkaian jenis penguatan. Proses analogi
dan digital dapat dilihat pada perbandingan sederhana antara peredup lampu dan
saklar lampu. Peredup lampu melibatkan proses analogi yang mengubah intensitas
cahaya dari OFF ke ON penuh. Operasi dari saklar lampu standar sebaliknya
melibatkan proses digital; saklar dapat dioperasikan hanya untuk memutar lampu
OFF atau ON.
Amplifier operasional
(operational amplifier = Op-Amp) adalah sebagian besar di antara IC analogi
yang digunakan. IC mengambil tempat amplifier yang sebelumnya diperlukan oleh
banyak komponen. Amplifier operasional pada dasarnya adalah amplifier gain
tinggi yang dapat digunakan untuk memperkuat sinyal ac atau dc yang lemah.
Simbol skematis untuk amplifier operasional adalah segitiga. Segitiga
mensimbolkan arah dan titik dari input ke output. Amplifier operasional
mempunyai lima terminal pokok; dua untuk tegangan suplai; dua untuk sinyal
input; dan satu untuk sinyal output. Terminal suplai daya diberi label V+ dan
V-. Amplifier operasional dapat dioperasikan dari sepasang suplai (positif ke
negative terhadap ground) atau dari suplai tunggal. Dua terminal input pada amplifier
operasional diberi label input (-) inverting dan (+) noninverting. Polaritas
teganganyang diberikan pada input inverting adalah mundur atau terbalik pada
output. Polaritas yang diberikan pada input noninverting adalah sama pada
output. Terminal-terminal itu disebut terminal input diferensial karena
tegangan input efektif pada Op-Amp tergantung pada perbedaan tegangan di antara
terminal. Hanya ada satu terminal output pada Op-Amp. Output itu diperoleh
antara terminal output dan ground biasa. Ada keterbatasan daya yang ada dari
output.
(Frank D
Petruzella, 1996)
Amplier operasional
sebenarnya dikembangkan dari amplifier diferensial yang digunakan untuk
membandingkan dua sinyal input. Susunan sirkit amplifier operasional /
operasinal amplifier (op-amp) yang ditransistorisasi menjadikannyasangat cocok
untuk integrasi, sehingga tersedia berbagai jenis op-amp dalam paket IC.
Hampir semua
amplifer memiliki rangkaian input yang terdiri dari pasangan transistor bipolar
dengan bentuk pasangan berekor panjang. Tentu saja diperlukan arus basis
tertentu untuk menjaganya agar tetap terbias. Walaupun transistor input itu
terpasang dengan sangat baik, tidaklah mungkin mencocokkannya dengan sangat
sempurna. Oleh karena itu, akan terdapat offset tegangan input dan tegangan
arus input yang kecil (VIO dan IIO). Sama dengan itu,
impedansi input diferensial di antara basis-basis input akan lebih rendah
daripada infinitas (ketidakterbatasan) dan impedans output amplifier akan lebih
besar daripada nol. Parameter terpenting untuk amplifier d.c. biasanya adalah
arus arus dan tegangan offset input
Terminology
amplifier operasional :
1.
Tegangan
offset input – input offset voltage (VIO). Tegangan dc yang harus
diberikan diantara terminal-terminal input untuk memaksa tegangan output dc
pasif ke nol.
2.
Arus
offset input- Input Offset current (IIO). Selisih antara arus kedua
terminal input dengan output pada nol volt.
3.
Arus
bias input – Input bias current (IIB). rata-rata arus kedua terminal
input dengan output pada nol volt.
4.
Rentang
tegangan input – Input voltage range (VI). rentang tegangan yang
bila berlebihan pada salah satu terminal input, akan menyebabkan amplifier
berhenti berfungsi.
5.
Tegangan
input maksimum dari puncak ke puncak – maximum peak to peak output voltage
swing (VOPP). Tegangan output maksimum dari puncak ke puncak yang
dapat dicapai tanpa memotong gelombang ketika tegangan output dc pasifnya nol.
6.
Aplikasi
tegangan diferensial sinyal yang besar – Large signal differensial voltage
amplification (AVD). Perbandingan dengan tegangan output dari puncak
ke puncak untuk berubah dalam tegangan input diferensial yang diperlukan untuk
menjalankan output.
7.
Tahanan
input – Input resistanc (r1). Tahanan antara terminal-terminal input
dengan salah atu input ke ground.
8.
Tahanan
output – output resistance (ro). Tahanan antara terminal output dan
ground.
9.
Kapasitansi
input – input capacitance (Ci). kapasitansi antara terminal-termial
input dengan salah satu input ke ground
10.
Perbandindingan
penolakan model biasa – Common modeejection ratio (CMRR). Perbandingan antara
amplikasi tegangan diferensial dengan amplikasi model biasa; diukur dengan cara
menentukan perbandingan antara suatu perubahan tegangan input model biasa
dengan hasil perubahan tegagan offset output yang berkaitan dengan input.
11.
Kecepatan
bergerak – Slew rate (SR). waktu rata-rata kecepatan perubahan tegangan output
amplifier dengan putaran tertutup untuk sebuah input sinyal yag masuk.
Kecepatan bergerak diukur di antara tingkatan output tertentu (0-10 V) dengan
umpan balik yang diatur untuk membantu mencapa satuan. (Barry G. Woollard, 2003)
Kalau
perlu mendesain sinyal level meter, histeresis pengatur suhu, osilator,
pembangkit sinyal, penguat audio, penguat mic, filter aktif semisal tapis nada
bass, mixer, konverter sinyal, integrator, differensiator, komparator dan
sederet aplikasi lainnya, selalu pilihan yang mudah adalah dengan
membolak-balik data komponen yang bernama op-amp. Komponen elektronika analog
dalam kemasan IC (integrated circuits)
ini memang adalah komponen serbaguna dan
dipakai pada banyak aplikasi hingga sekarang. Hanya dengan menambah beberapa
resitor dan potensiometer, dalam sekejap (atau dua kejap) sebuah pre-amp audio
kelas B sudah dapat jadi dirangkai di atas sebuah proto-board.
Operational Amplifier
atau di singkat op-amp merupakan
salah satu komponen analog yang popular digunakan dalam berbagai aplikasi
rangkaian elektronika. Aplikasi op-amp popular yang paling sering dibuat antara
lain adalah rangkaian inverter, non-inverter, integrator dan differensiator.
Pada pokok bahasan kali ini akan dipaparkan beberapa aplikasi op-amp yang
paling dasar, dimana rangkaian feedback
(umpan balik) negatif memegang peranan penting. Secara umum, umpan balik positif akan menghasilkan osilasi
sedangkan umpanbalik negatif menghasilkan penguatan yang dapat
terukur.
Op-amp pada dasarnya
adalah sebuah differential amplifier
(penguat diferensial) yang memiliki dua masukan.
Sesuai dengan istilah ini, op-amp adalah komponen IC yang memiliki 2 input
tegangan dan 1 output tegangan, dimana tegangan output-nya adalah proporsional
terhadap perbedaan tegangan antara kedua inputnya itu. Penguat diferensial merupakan rangkaian
dasar dari sebuah op-amp. Pada
rangkaian yang demikian, persamaan pada titik Vout adalah Vout
= A(v1-v2) dengan A adalah nilai penguatan dari penguat
diferensial ini.
Input (masukan) op-amp seperti yang telah dimaklumi ada yang
dinamakan input inverting dan non-inverting. Op-amp ideal memiliki open loop gain (penguatan loop terbuka) yang tak terhingga besarnya.
Seperti misalnya op-amp LM741 yang sering digunakan oleh banyak praktisi
elektronika, memiliki karakteristik tipikal open loop gain sebesar 104 ~ 105.
Penguatan yang sebesar ini membuat op-amp menjadi tidak stabil, dan
penguatannya menjadi tidak terukur (infinite).
Disinilah peran rangkaian negative
feedback (umpanbalik negatif) diperlukan, sehingga op-amp dapat
dirangkai menjadi aplikasi dengan nilai penguatan yang terukur (finite). Impedasi input op-amp ideal
mestinya adalah tak terhingga, sehingga mestinya arus input pada tiap
masukannya adalah 0. Sebagai perbandingan praktis, op-amp LM741 memiliki
impedansi input Zin = 106 Ohm. Nilai impedansi ini
masih relatif sangat besar sehingga arus input op-amp LM741 mestinya sangat
kecil. Ada dua aturan penting dalam
melakukan analisa rangkaian op-amp berdasarkan karakteristik op-amp ideal.
Aturan ini dalam beberapa literatur dinamakan golden rule yaitu :
Aturan 1 : Perbedaan tegangan antara
input v+ dan v- adalah nol (v+ - v-
= 0 atau v+ = v- )
Aturan 2 : Arus pada input Op-amp
adalah nol (i+ = i- = 0)
Inilah
dua aturan penting op-amp ideal yang digunakan untuk menganalisa rangkaian
op-amp.
Rangkaian
dasar penguat inverting, dimana sinyal masukannya dibuat melalui input
inverting. Seperti tersirat pada namanya, pembaca tentu sudah menduga bahwa
fase keluaran dari penguat inverting ini akan selalu berbalikan dengan
inputnya. Prinsip utama rangkaian penguat non-inverting adalah seperti namanya, penguat ini memiliki
masukan yang dibuat melalui input non-inverting. Dengan demikian tegangan
keluaran rangkaian ini akan satu fasa dengan tegangan inputnya. Untuk
menganalisa rangkaian penguat op-amp non inverting, caranya sama seperti
menganalisa rangkaian inverting.
Op-amp bisa juga digunakan untuk
membuat rangkaian-rangkaian dengan respons frekuensi, misalnya rangkaian
penapis (filter). Rangkaian dasar sebuah integrator adalah rangkaian op-amp
inverting, hanya saja rangkaian
umpanbaliknya (feedback) bukan
resistor melainkan menggunakan capasitor C. LM714
termasuk jenis op-amp yang sering digunakan dan banyak dijumpai dipasaran. Di
pasaran ada banyak tipe op-amp. Cara yang paling baik pada saat mendesain
aplikasi dengan op-amp adalah dengan melihat dulu karakteristik op-amp
tersebut. Saat ini banyak op-amp yang dilengkapi dengan kemampuan seperti
current sensing, current limmiter, rangkaian kompensasi temperatur dan lainnya. Ada juga op-amp untuk aplikasi
khusus seperti aplikasi frekuesi tinggi,
open colector output, high
power output dan lain sebagainya. Op-amp dinamakan juga dengan penguat
diferensial (differential amplifier).
Sesuai dengan istilah ini, op-amp adalah komponen IC yang memiliki 2 input
tegangan dan 1 output tegangan, dimana tegangan output-nya adalah proporsional
terhadap perbedaan tegangan antara kedua inputnya itu.
Op-amp idealnya
memiliki penguatan open-loop (AOL)
yang tak terhingga. Namun pada prakteknya op-amp semisal LM741 memiliki
penguatan yang terhingga kira-kira 100.000 kali. Sebenarnya dengan penguatan
yang sebesar ini, sistem penguatan op-amp menjadi tidak stabil. Input
diferensial yang amat kecil saja sudah dapat membuat outputnya menjadi saturasi. Op-amp ideal mestinya bisa bekerja
pada frekuensi berapa saja mulai dari sinyal dc sampai frekuensi giga Herzt.
Parameter unity-gain frequency
menjadi penting jika op-amp digunakan untuk aplikasi dengan frekuensi tertentu.
Parameter AOL biasanya adalah penguatan op-amp pada sinyal DC.
Response penguatan op-amp menurun seiring dengan menaiknya frekuenci sinyal
input. Op-amp LM741 misalnya memiliki unity-gain
frequency sebesar 1 MHz. Ini berarti penguatan op-amp akan menjadi 1
kali pada frekuensi 1 MHz. Jika perlu merancang aplikasi pada frekeunsi tinggi,
maka pilihlah op-amp yang memiliki unity-gain
frequency lebih tinggi.
(robby.c.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Operational+Amplifier...)
III.
PERALATAN DAN KOMPONEN
3.1 Peralatan
1.
PSA
Adjust (1 buah)
Fungsi : sebagai sumber tegangan
2.
Proto Board (1 buah)
Fungsi : sebagai tempat merangkai komponen-komponen
sementara
3.
Jumper
Fungsi : sebagai alat penghubung komponen satu ke
komponen lain
4.
Wayar Jepit Buaya
Fungsi : sebagai alat penghubung komponen ke peralatan
5. Multimeter Digital (1 buah)
Fungsi : sebagai mengukur tegangan
6. Signal Generator
Fungsi : Sebagai pembangkit sinyal
3.2 Komponen
1.
IC
OP-AMP LM741 1
buah
Fungsi : sebagai
penguat yang mewakili suatu rangkaian yang umumnya terdiri dari atas
puluhan transistor dan resistor
2.
Resistor
10 kΩ 1 buah, 22 kΩ 1 buah
Fungsi : sebagai penghambat arus
IV.
PROSEDUR
A.
Penguat Inverting
1.
Disiapkan
peralatan dan komponen yang akan digunakan
2.
Dirangkai
penguat diferensial seperti gambar dibawah ini:

3.
Dihubungkan
kaki 2 ke Signal Generator (+)
4.
Dihubungkan
kaki 3 ke Signal Generator (-)
5.
Dihubungkan
kaki 4 ke PSA (-)
6.
Dihubungkan
kaki 6 ke multimeter (+)
7.
Dihubungkan
kaki 7 ke PSA (+)
8.
Dihidupkan
PSA Adjust dan multimeter
9.
Diatur
potensiometer sehingga menghasilkan Vin dari 0,5-3 Volt dengan interval 0,5
Volt
10. Dicatat hasil Vout untuk setiap nilai Vin
B. Penguat Non Inverting
- Disiapkan peralatan dan komponen yang akan digunakan
- Dirangkai penguat diferensial seperti gambar dibawah ini:

- Dihubungkan kaki 2 ke Signal Generator (+)
- Dihubungkan kaki 3 ke Signal Generator (-)
- Dihubungkan kaki 4 ke multimeter (-)
- Dihubungkan kaki 6 ke multimeter (+)
- Dihubungkan kaki 7 ke PSA (+)
- Dihidupkan PSA Adjust dan multimeter
- Diatur potensiometer sehingga menghasilkan Vin dari 0,5-3 Volt dengan interval 0,5 Volt
- Dicatat hasil Vout untuk setiap nilai Vin
V. GAMBAR PERCOBAAN


VI. DATA PERCOBAAN
a. Penguat Inverting
Vin(Volt)
|
Vin(Volt)
|
2,85
|
0,38
|
4,83
|
0,37
|
6,74
|
0,37
|
8,26
|
0,37
|
10,37
|
0,36
|
14,07
|
0,35
|
b. Penguat Non-Inverting
Vin(Volt)
|
Vin(Volt)
|
2,85
|
0,81
|
4,83
|
0,81
|
6,74
|
0,79
|
8,26
|
0,80
|
10,37
|
0,84
|
14,07
|
0,85
|
Medan,
16 Mei 2013
Asisten Praktikan
(VALENTINA
GINTING) (NURHASANAH)
VIII. KESIMPULAN DAN SARAN
8.1
KESIMPULAN
1.
Dari percobaan yang dilakukan didapat bahwa sifat dasar dari penguat OP-Amp
adalah sebagai berikut :
a. Impedansi masukkan sama dengan tidak terhingga
a. Impedansi masukkan sama dengan tidak terhingga
b.
Impeddansi keluaran sama dengan nol
c.
Terdiri dari dua masukkan dan satu keluaran
d.
Lebar pita sama dengan tidak terhingga
e
Apabila V1= V2 maka Vout=0
2.
Dari hasil percobaan didapat bahwa pada rangkaian Op-Amp sebagai penguat
inverting tegangan merupakan peranti rangkaian pembalik dimana tegangan yang
dihasilkan bernilai negative dan tegangan keluarannya lebih besar dari tegangan
masukkannya.
3.
dari hasil percobaan yang telah dilakukan, didapat perbandingan antara gain
yang dihitumh secara teori jauh lebih kecil jika dibandingkan gain yang didapat
secar praktek. Hal inni disebabkan karena adanya kerusakan pada IC Op-Amp 741.
Sehingga tegangan yang didapat yang dihasil tidak sesuai dengan teori pada
dasarnya.
4.
Aplikasi dari rangkaian penguat Op-Amp pada dunia industry diantarany adalah
sebagai berikut:
a.
Sebagai rangkaian daar folter aktif
b.
sebagai Penguat sinyal DC dan AC pada computer
c.
Sebagai komparator analag
d.
Sebagai integrator dan diferensiator
e.
Sebagai penguat tegangan.
8.2
SARAN
1.
Sebaiknya
praktikan mampu untuk merangkai dalam percobaan
2.
Sebaiknya
praktikan mengetahui sifat dasar OP-AMP
3.
Sebaiknya
praktikan lebih berhati-hati dalam percobaan agar mendapat hasil data yang baik
DAFTAR
PUSTAKA
Clayton,George.2004.
“OPERATIONAL AMPLIFIER”.
Edisi kelima.Jakarta : Erlangga.
Hal. 235 – 253
G.W., Barry.2003. “ELEKTRONIKA
PRAKTIS”.Jakarta : PT. Pradnya Paramita.
Hal. 129-131
Petruzella, Frank D.1996.”ELEKTRONIK
INDUSTRI”.Yogyakarta : ANDI.
Hal. 278 – 276
Hal. 278 – 276
robby.c.staff.gunadarma.ac.id/Downloads/.../Operational+Amplifier.... (diakses tanggal 09 mei
2013 jam 21.00)
Medan, 02 Mei 2013
Asisten Praktikan
(VALENTINA GINTING)
(NURHASANAH)
TUGAS PERSIAPAN PENGUAT OM-AMP
NAMA : NURHASANAH
NIM : 100801051
KELOMPOK : V
1.
Sebutkan karakteristik
dari IC 741 !
Jawab
:
·
Memiliki
dua masukan dan satu keluaran
·
Impedansi
masukannya sangat tinggi
·
Penguatannya
tinggi
·
Lebar pita
tak terhingga
·
Penguat
lingkar terbuka tak terhingga ; Op-amp
idealnya memiliki penguatan open-loop (AOL) yang tak
terhingga. Namun pada prakteknya op-amp semisal LM741 memiliki penguatan yang
terhingga kira-kira 100.000 kali. Sebenarnya dengan penguatan yang sebesar ini,
sistem penguatan op-amp menjadi tidak stabil. Penguatan yang tidak stabil ini
ditunjukkan dari data percobaan.
2.
Jelaskan apa ang
dimaksud dengan Rangkaian inverting dan Rangkaian non inverting !
Jawab
:
a. Rangakaian
Inverting
Sebuah penguat pembalik
menggunakan umpan balik negatif untuk membalik dan menguatkan sebuah
tegangan.Resistor Rf melewatkan sebagian sinyal keluaran kembali ke
masukan. Karena keluaran taksefase sebesar 180°, maka nilai keluaran tersebut
secara efektif mengurangi besar masukan.Ini mengurangi bati keseluruhan dari
penguat dan disebut dengan umpan balik negatif.


o
(karena
adalah virtual ground).


o
Sebuah resistor dengan
nilai
, ditempatkan di antara masukan non-pembalik dan
bumi. Walaupun tidak dibutuhkan, hal ini mengurangi galat karena arus bias
masukan. Penguatan dari penguat ditentukan dari rasio antara Rf dan
Rin, yaitu:


Tanda negatif
menunjukkan bahwa keluaran adalah pembalikan dari masukan. Contohnya jika
Rf adalah 10.000 Ω dan Rin adalah 1.000 Ω, maka nilai
bati adalah -10.000Ω / 1.000Ω, yaitu -10.
b. Penguat noninverting
Penguat noninvering dihubungkan dengan masukan
tak membalik (+) pada op-amp. Baliakan mealui R2 dan R1 tetap dipasang pada
masukan membalik agar membentuk balikan negatif
Tidak ada komentar:
Posting Komentar